English English Indonesian Indonesian
oleh

Melihat Teaching Factory PNUP: Produksi Robot Penebar Pakan Tambak Berbasis IoT

Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) mendirikan Teaching Factory (Tefa). Unit produksi pembelajaran berbasis industri di bawah naungan jurusan Teknik Mesin. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap pesatnya perkembangan teknologi otomasi di sektor pertanian.

IRMAWATI SAHIR
Moncongloe

Tefa hadir dengan konsep pembelajaran berbasis produksi yang menjembatani kesenjangan antara dunia akademik vokasi dan industri. Inisiatif ini bertujuan mengatasi kurangnya kolaborasi konkret antara kedua belah pihak serta kesenjangan kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri.

Pendirian Tefa tidak hanya bertujuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut, tetapi juga untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa sesuai dengan tuntutan industri serta mendorong inovasi melalui riset dan aplikasi nyata.

Unit ini merupakan wujud nyata penguatan link and match antara pendidikan vokasi dan Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI), dengan fokus pada pengembangan teknologi pertanian presisi berbasis rekayasa dan otomasi. Berbagai fasilitas produksi dan riset telah tersedia, termasuk mechanic workshop, laboratorium Robotic control system, laboratorium Pneumatic / Electropneumatic, dan laboratorium Industrial automation system.

Baru diresmikan pada 5 Maret 2025, Tefa berencana memproduksi tujuh jenis alat dan mesin pertanian modern. Salah satu produk unggulannya adalah robot penebar pakan dan pemantau kualitas air tambak yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) dan energi surya.

Faktor alam dan sumber daya manusia memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil budidaya perikanan, terutama budidaya tambak yang memerlukan perawatan dan pengawasan intensif untuk mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, diperlukan alat bantu kerja yang dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan tambak. Robot penebar pakan dan pemantau kualitas air tambak diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi kerja para petani tambak dalam proses pemberian pakan.

Pengarah Teaching Factory, Dr. Eng. Abdul Kadir Muhammad, S.T., M.Eng., menjelaskan bahwa produk unggulan Tefa adalah mesin pelontar pakan yang akan ditempatkan di tengah tambak ikan. “Mesin ini akan mendapatkan pasokan energi dari baterai yang diisi langsung oleh tenaga surya melalui panel surya. Pakan ikan akan disimpan dalam wadah khusus,” jelasnya saat ditemui di kampus 2 PNUP pada Rabu, 16 April 2025.

Kata dia, berat pakan yang dilontarkan dapat diatur secara otomatis dengan pilihan 10 kg, 15 kg, dan 20 kg. Selain itu, mesin ini juga mampu memantau ketinggian dan kualitas air tambak, termasuk pH, kekeruhan, dan salinitas. “Mesin ini dapat dikendalikan melalui smartphone, dan informasi terkait ketinggian serta kualitas air tambak akan dikirimkan langsung ke smartphone pengguna, yaitu petani tambak,” imbuhnya.

Abdul Kadir yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) menjelaskan, konsep pembelajaran di perguruan tinggi vokasi adalah Project Based Learning (PBL). Menurutnya, Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan sangat membutuhkan teknologi pertanian berkualitas dengan harga yang terjangkau. “Dengan adanya Tefa, riset dapat terhilirisasi, PBL dapat diimplementasikan, dan petani dapat memperoleh peralatan yang baik dan bagus dengan harga yang terjangkau,” jelasnya.

Robot penebar pakan ikan otomatis ini memiliki fitur sistem penebaran pakan otomatis dengan mekanisme pelontaran dan ayunan (swing), serta pengaturan berat pakan. Selain itu, robot ini dilengkapi dengan kemampuan memonitor ketinggian dan kualitas air (pH, kekeruhan, salinitas) dan telah terintegrasi dengan IoT sehingga dapat dikendalikan dan dipantau melalui smartphone. Sistem kelistrikannya memanfaatkan energi surya (Solar Cell).

General Manager Teaching Factory, Imran Habrinasyah, S.ST., M.T., menambahkan, operasional tambak saat ini masih menghadapi kendala seperti pemberian pakan yang tidak merata, pengaturan air yang kurang terencana, dan pemantauan kualitas air yang belum otomatis. “Diperlukan sistem otomatis dan terintegrasi untuk menebar pakan dan memantau kondisi air secara real-time guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas tambak,” jelasnya.

Beberapa manfaat dari mesin penebar pakan ini, antara lain peningkatan efisiensi operasional pengelolaan tambak, penghematan waktu dan tenaga, serta pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Ia berharap produk-produk yang dihasilkan Tefa ke depannya akan berkualitas, ramah lingkungan, dan terjangkau harganya melalui pemanfaatan energi seefisien mungkin.

Mesin robot penebar pakan ini rencananya akan dihibahkan kepada petani di Desa Tunikamaseang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, sebagai wujud kepedulian PNUP terhadap para petani. Proses pengembangan robot ini melibatkan 15 mahasiswa jurusan teknik mesin dari tiga Program Studi (Prodi), yaitu Manufaktur, Mekatronika, dan Alat Berat, yang dibimbing langsung oleh para penanggung jawab dan pengarah dari PNUP. (*/)

News Feed