FAJAR, MALILI – Pembahasan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Ranwal RPJMD) Kabupaten Luwu Timur tahun 2025–2029 berlangsung alot. Seluruh fraksi di DPRD Luwu Timur mendesak pemerintah daerah untuk merevisi target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dinilai terlalu rendah.
Dalam dokumen Ranwal RPJMD yang dibahas pada Selasa, 15 April 2025, Pemkab Lutim menetapkan target PAD hanya sebesar Rp 350 miliar selama lima tahun ke depan. Angka ini justru lebih kecil dibandingkan capaian PAD saat ini yang telah mencapai Rp 400 miliar.
Seluruh fraksi sepakat agar target PAD dinaikkan menjadi Rp 700 miliar, seiring dengan peningkatan target APBD hingga Rp 3,5 triliun dalam lima tahun. DPRD meminta Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) untuk segera merevisi naskah Ranwal tersebut.
Anggota DPRD Lutim, Sarkawi, menilai target Rp 350 miliar mencerminkan stagnasi pembangunan daerah.
“Kalau hanya Rp 350 miliar, itu sama saja jalan di tempat. APBD bisa jebol untuk membiayai program-program unggulan Ibas–Puspa,” ujarnya.
Ia menyinggung salah satu program unggulan pasangan Bupati dan Wakil Bupati, Ibas–Puspa, yakni Tiga Kartu Sakti. Program ini meliputi:
- Kartu Lansia Sejahtera: Rp 1 juta per tahun untuk sekitar 25 ribu lansia.
- Beasiswa Mahasiswa: Rp 6 juta per tahun untuk setiap mahasiswa asal Luwu Timur.
- Kartu Sehat: Pelayanan kesehatan gratis tanpa biaya tambahan, termasuk rujukan ke luar daerah.
“Dengan PAD hanya Rp 350 miliar, janji membawa Luwu Timur maju dan sejahtera seperti api jauh dari panggang,” ujar Aripin dari Fraksi Golkar.
Fraksi PDI Perjuangan turut membandingkan capaian pemerintahan sebelumnya, Budiman–Akbar, yang mampu meningkatkan APBD dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 2,1 triliun. Sementara itu, target Ibas hanya menambah Rp 200 miliar dalam lima tahun, dengan proyeksi APBD Rp 2,3 triliun.
Oleh karena itu, DPRD menegaskan agar Ranwal RPJMD direvisi dengan target APBD sebesar Rp 3,5 triliun dan PAD minimal Rp 700 miliar hingga tahun 2029. (ans/*)