English English Indonesian Indonesian
oleh

Upaya Komunikasi Perubahan Perilaku Jadi Kunci Cegah Stunting di Sulsel

FAJAR, MAKASSAR — Pendekatan komunikasi perubahan perilaku menjadi salah satu pilar utama dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Hal ini ditegaskan dalam Dialog Interaktif Gizi dan Pencegahan Stunting yang digelar di Grand Town Hotel, Makassar, Kamis, 17 April 2025.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh UNICEF dan Jenewa Madani Indonesia, bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, serta didukung oleh Tanoto Foundation.

Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk media massa, sebagai bagian penting dari strategi komunikasi publik.

Tujuannya adalah memperkuat advokasi, kampanye, mobilisasi sosial, dan komunikasi antar pribadi dalam upaya menurunkan angka stunting, yang masih cukup tinggi di Indonesia, terutama di Sulsel.

Direktur Jenewa Institute, Surahman Said, mengungkapkan bahwa capaian angka stunting secara nasional masih jauh dari target 14 persen.

Berdasarkan survei terakhir, angka nasional berada di angka 21,5 persen, sementara Sulawesi Selatan tercatat lebih tinggi lagi, yakni 27,4 persen.

“Merujuk strategi nasional percepatan penurunan stunting, ada lima pilar utama. Pilar kedua adalah komunikasi perubahan perilaku. Ini krusial karena menyangkut bagaimana informasi gizi yang benar bisa dipahami dan diterapkan oleh masyarakat,” ujar Surahman.

Nike Frans, Nutrition Officer UNICEF, menyoroti bahwa Indonesia menghadapi “triple burden of malnutrition” atau tiga beban gizi, yaitu kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan kekurangan zat gizi mikro. Stunting adalah salah satu bentuk kekurangan gizi kronis yang paling mengkhawatirkan.

News Feed