FAJAR, MAKASSAR — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tengah menggagas proyek Seaplane. Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama (KSOP) digandeng untuk mematangkan moda transportasi baru di Sulsel ini.
Keinginan besar Pemprov Sulsel menggagas layanan transportasi amfibi ini dimulai sejak kedatangan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi pada Februari lalu.
Bukan tanpa alasan, kehadiran Seaplane dianggap mampu menimbulkan efek yang meluas. Misalnya, ada moda transportasi alternatif yang bisa mengangkut orang atau barang ke daerah kepulauan.
Lalu, daya tarik transpor ini juga akan meningkatkan geliat pariwisata di Kota Makassar dan daerah-daerah wisata di Sulsel dengan adanya kemudahan akses.
Selanjutnya, iklim investasi di sektor transportasi, wisata, dan kuliner akan berkembang. Mobilitas dan aksesibilitas akan semakin terjalin.
Seaplane akan menggunakan pesawat amfibi yang terbang di udara dan bisa mendarat di perairan. Panjang landasan yang dibutuhkan juga hanya 400 meter.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Sahattua P Simatupang mengatakan, proyek inisiasi Gubernur Sulsel ini patut dimulai dari Sulsel. Sebab, secara geografis sangat mendukung.
Sulsel memiliki banyak daerah kepulauan yang belum terkoneksi. Misalnya di Kota Makassar, Pangkep, dan Kepulauan Selayar. Sementara itu, infrastruktur dasar di Sulsel juga tersedia.
Data dari Dinas Perhubungan Sulsel ada setidaknya 17 Pelabuhan milik Pemprov Sulsel yang bisa dimanfaatkan untuk konektivitas Seaplane. Dari ujung Utara hingga ujung Selatan Sulsel bisa terhubung.