Kemudian penyandang disabilitas, dengan segala potensi yang dimiliki, berhak atas akses setara, bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya agar mereka dapat hidup mandiri dan bermartabat.
“Saya meyakini bahwa dengan pelibatan semua kelompok rentan secara bermakna, kita turut berkontribusi dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 dimana tidak ada warga yang tertinggal dan semua diberi ruang untuk maju bersama’” ungkapnya.
Bupati Husniah berharap, melalui Musrenbang Anak, Perempuan dan Disabilitas ini, akan lahir gagasan-gagasan progresif dan solusi-solusi kreatif dari anak, perempuan dan disabilitas sendiri. Ini adalah panggung untuk mereka menyampaikan harapan, usulan dan kritik yang membangun.
“Musrenbang ini menjadi tonggak penting untuk menjadikan Gowa sebagai Kabupaten Layak Anak, menguatkan pengarusutamaan gender dan menjadi wilayah ramah disabilitas,” tegasnya.
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gowa, Sujjadan mengatakan pelaksanaan Musrenbang ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, dengan fokus pada anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.
Menurutnya ketiga kelompok ini seringkali menjadi kelompok rentan yang membutuhkan perhatian lebih agar dapat berpartisipasi secara maksimal dalam pembangunan daerah.
“Dengan tema “Gowa Maju Bersama Anak, Perempuan dan Disabilitas,” kita harap Kabupaten Gowa benar-benar menjadi Kabupaten yang inklusif, ramah anak, berpihak pada perempuan, dan memberikan ruang yang setara bagi penyandang disabilitas untuk tumbuh, berkembang dan berkontribusi dalam pembangunan.” katanya.