“Bisa saja muncul sosok baru, seperti kejadian saat Taufan Pawe (TP) terpilih di Musda sebelumnya. Saat itu, beliau bukan unggulan utama, tapi justru menjadi pilihan kompromi,” pungkasnya.
Jagokan IAS
Analis politik, Suharto, menilai wajar jika banyak figur yang muncul bertarung di Musda Golkar Sulsel, mengingat banyaknya kader potensial yang dimiliki Golkar Sulsel saat ini.
“Saya kira dinamika di internal Golkar Sulsel memang sedang meningkat jelang musda. Karena di internalnya memiliki stok kader potensial untuk memimpin,” ujar Suharto.
IAS selaku eks Wali Kota Makassar, Taufan Pawe selaku Ketua Golkar Sulsel saat ini, Adnan Purichta Ichsan selaku eks Bupati Gowa, dan Munafri Arifuddin (Appi) selaku Wali Kota Makassar saat ini, memiliki peluang besar.
“Tentu semua berpeluang karena semua figur tersebut memiliki pengalaman kepemimpinan, baik di pemerintahan maupun dalam struktur partai,” jelasnya.
Meski demikian, Suharto menyarankan agar para kandidat tidak saling bersaing secara tajam, melainkan berkolaborasi dalam satu formasi kepengurusan yang solid demi membesarkan partai.
“Formasi idealnya itu, IAS dan Adnan duet memimpin partai sebagai ketua dan sekretaris. TP sebaiknya menjadi ketua dewan pembina, sementara Appi tetap fokus di Makassar,” ungkapnya.
Suharto menilai kolaborasi antarfigur senior dan muda di Golkar Sulsel akan menciptakan sinergi yang kuat, serta memperbesar peluang partai untuk kembali merebut kejayaan pada pemilu mendatang. (sae/zuk)
