“Insya Allah hari Senin kita akan memasukkan kegiatan penanganan terkait dengan realisasi tanam padi dan perbaikan area irigasi yang rusak. Saat ini ada sekitar 2.000 hektare irigasi yang menjadi fokus utama. Kami berharap pemerintah pusat dapat membantu. Memang tidak bisa selesai dalam waktu singkat, tapi minimal kita punya agenda jangka panjang, lima tahun ke depan, untuk penyelesaian secara bertahap dan signifikan,” ujar Darmawangsyah.
Terkait irigasi yang rusak berat, Darmawangsyah mengakui bahwa Pemerintah Kabupaten Gowa tidak mampu menanganinya secara mandiri. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah untuk mempercepat perbaikan infrastruktur pengairan tersebut.
“Soal irigasi yang rusak berat, karena itu adalah kewenangan kami di kabupaten, tentu kami butuh kolaborasi antar pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Kami berharap pembagian tugasnya jelas, mana yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan mana yang ditangani oleh pemerintah daerah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Darmawangsyah menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Gowa berkomitmen mendukung penuh kebijakan pemerintah pusat dalam memperkuat sektor pertanian. Hal ini termasuk dalam upaya memperbaiki infrastruktur irigasi serta memastikan ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) demi mendukung produktivitas petani. (sae)