MAKASSAR, FAJAR – Musda Golkar Sulsel akan menjadi panggung tarung bebas bagi para kader. Sejumlah pesohor akan bersaing.
Sebagai partai kader yang besar dan terbuka, Golkar memiliki stok tokoh melimpah. Dari level lokal hingga nasional. Sejauh ini, pohon beringin dikenal sebagai partai besar yang punya banyak pengalaman.
Sehingga, jika memang tidak ada diskresi yang diberikan DPP kepada figur tertentu, maka tarung bebas sangat mungkin terjadi. Apalagi, sudah beredar nama-nama figur yang layak bersaing (baca FAJAR edisi Selasa, 15 April 2025).
“Karena kalau kita melihat figur yang muncul, saya rasa semuanya hampir sama. Artinya, tidak ada satu figur pun yang dominan terlalu jauh,” ujar pakar politik Universitas Hasanuddin, Prof Sukri Tamma, kepada FAJAR, Selasa, 15 April 2025.
Secara kefiguran, dia menilai Taufan Pawe dan Munafri Arifuddin cukup bagus. Akan tetapi, posisi Taufan Pawe sebagai petahana cukup diunggulkan. Mengingat, dia masih punya kekuatan untuk melanjutkan kepemimpinannya.
“Apalagi Pak TP kan cukup berhasil juga. Beberapa pihak menyoroti hilangnya kusi Ketua DPRD Sulsel, tetapi, kan, kursinya bertambah. Selain itu, Pak TP juga yang mewakili DPD II Golkar Sulsel untuk menyampaikan dukungan kepada Bahlil saat Munas,” terangnya.
Namun begitu, kehilangan kursi Ketua DPRD Sulsel dan beberapa daerah perlu menjadi catatan. Sebab, itu bisa saja dinilai sebagai kegagalan oleh DPP, terlebih lagi ada riak-riak gejolak dari DPD II yang sempat tercium akibat ketidakpuasan mereka atas kepemimpinan Taufan Pawe.
“Tetapi, kan, bisa saja dukungan itu memang murni diberikan DPD II bukan karena melihat Pak Taufan Pawe-nya, tetapi karena DPD II mau mendukung Bahlil. Jadi bisa saja siapa pun ketua DPD I-nya, 25 suara itu tetap saja untuk Bahlil,” terangnya.
Sayangnya, di internal Golkar saat memang dikenal ada banyak faksi. Menurutnya, hal itulah yang berpotensi menggangu setiap kepengurusan. Akan tetapi, jika Musda dilakukan secara terbuka, maka itu bisa ditekan.
“Di Golkar itu, kan, selama ini kecenderungannya ada faksi. Nah faksi-faksi itu yang kemudian mengarah pada penokohan salah satu orang sebagai representasi mereka. Inilah yang menjadi masalah dan berpotensi mengganggu,” kata dia.
Dengan begitu, dia menganggap masa depan Golkar sangat bagus. Hanya saja, ketua yang nantinya akan memimpin periode selanjutnya harus bisa memaksimalkan upaya untuk meredam gejolak dari masing-masing faksi itu.
“Sehingga kepemimpinan Golkar itu biasanya salah satunya bisa berdiri di antara faksi-faksi itu. Tetapi, kalau bicara masa depan, Golkar akan bagus dengan berbagai potensi dari kader-kadernya,” lanjut Sukri.
Sehingga, Sukri menilai ini bergantung pada cara mereka untuk memperbaiki saja. Meskipun saat ini mereka tidak menang, posisinya tidak lari dari tiga besar. Kekompakan kader akan menjadi kunci keberhasilan Golkar lima tahun mendatang.
“Jangan sampai ada dua atau tiga matahari di dalam kepengurusan. Jadi dengan banyaknya kader potensial, mereka juga punya nama besar, maka sebaiknya pemimpin Golkar selanjutnya adalah orang yang bisa melahirkan kecenderungan menyatukan faksi-faksi tersebut,” tuturnya.
Sukri juga menganggap Golkar sama saja dengan partai lain. Penentu kebijakan tertinggi ada di tangan DPP. “Kan, pada akhirnya tetap DPP yang ambil keputusan. Tetapi kalau perolehan suara memang ada yang dominan, saya rasa DPP juga akan fair menentukan itu,” tutupnya.
Sikap Senior
Terpisah, kader senior Partai Golkar, Hamka Baco Kady, menegaskan tidak ikut cawe-cawe pada Musda Golkar Sulsel. Dia justru mendorong seluruh kader terbaik Golkar Sulsel untuk maju bertarung memperebutkan kursi Ketua DPD I Golkar Sulsel.
Tidak terkecuali Ketua Golkar Sulsel saat ini, Taufan Pawe. Anggota DPR RI tiga periode itu menegaskan, dirinya mempersilakan kader bertarung bebas di musda. Dengan catatan, harus mengedepankan asas kebaikan dengan tujuan membawa kejayaan Golkar.
“Bagi para kader, siapapun itu, silakan bertarung bebas di Musda. Bertarung dengan akal sehat demi membawa kejayaan Golkar ke depan,” ujar Hamka.
Hamka pun menggarisbawahi, hingga saat ini pihaknya belum menjatuhkan pilihan atau menjagokan salah satu nama dari bakal calon Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel. Kata dia, Golkar merupakan partai terbuka yang menjunjung tinggi asas demokrasi.
Karena selain prosesnya belum dimulai, nama-nama yang mencuat pun belum ada kepastian. Hal ini juga berdasarkan arahan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, kader diminta tarung bebas tanpa ada yang salah satu calon yang diistimewakan.
“Kami kader senior mempersilahkan kader bertarung terbuka saja secara demokratis. Belum ada yang dijagokan. Semua masih dinamis. Seperti arahan ketua umum kami Pak Bahlil Lahadalia, beliau mendorong kader tarung bebas saja. Siapa yang nantinya dianggap layak dan terpilih, itulah yang memimpin Golkar,” tegas Hamka.
Dukungan Masih Cair
SEJUMLAH nama menguat dan diprediksi akan ikut dalam perebutan kursi nomor satu Golkar Sulsel. Meski belum ada jadwal resmi musda, diperkirakan DPD I Golkar Sulsel akan menggelarnya pada pertengahan 2025.
Saat ini, Golkar Sulsel dipimpin Taufan Pawe yang juga anggota Komisi II DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulsel II. Beberapa nama yang muncul untuk menjadi penerusnya adalah Wali Kota Makassar sekaligus Ketua DPD II Golkar Makassar, Munafri Arifuddin.
Selain itu, ada juga nama Ketua Golkar Luwu yang juga Bupati Luwu Patahudding, mantan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, mantan Bupati Luwu Utara dan Ketua Golkar Luwu Utara Indah Putri Indriani, juga tokoh senior Golkar Ilham Arief Sirajuddin (IAS), dan beberapa nama lain.
Dukungan para voters juga masih merata. Beberapa DPD II sudah memiliki pilihan. Namun beberapa lainnya juga masih memilih untuk menunggu dan melihat, siapa jagoan yang akan mereka dukung pada musda mendatang.
Ketua Harian DPD II Golkar Parepare Kaharuddin Kadir mengaku masih lebih dominan untuk mendukung Taufan Pawe. Pertimbangannya, kinerja mantan wali kota dua periode itu cukup baik dalam satu periode ini.
”Saya rasa kepemimpinan Pak Taufan di DPD I sangat baik, preatasinya juga banyak. Ukuran pencapaian itu, kan, penambahan kursi. Di DPRD Sulsel kursi Golkar bertambah, beberapa daerah juga Golkar pimpinan, dan beberapa kepala daerah juga kader Golkar,” ujarnya.
Jika ada pihak yang menyatakan Taufan Pawe gagal, maka itu juga harus dibarengi dengan bukti yang realistis. ”Tidak boleh asal ngomong saja dong,” lanjutnya.
Dengan begitu, dia menganggap Taufan Pawe masih sangat baik untuk memimpin Golkar Sulsel. Terlebih lagi, secara pribadi dia punya pencapaian sampai ke DPR RI.
”Menjadi anggota DPR RI itu, kan, prestasi pribadi dan prestasi partai. Meskipun sekarang di (DPRD) Sulsel ketuanya Nasdem, ya, itu, kan, bagian dari dinamika politik. Tetapi secara individu beliau layaklah melanjutkan kepemimpinan di Golkar Sulsel,” jelasnya.
Namun begitu, dia juga mengaku masih menunggu arahan dari DPD I. Sebab, setiap Musda pasti akan memberi penyampaian lebih dahulu kepada DPD II.
”Kalau sekarang kami dalam posisi menunggu saja. Karena sampai hari ini kami belum dapat penyampaian dari DPD I juga. Nanti kan pasti ada pemberitahuan dari DPD I terkait juknis dan sebagainya,” ungkapnya.
Sikap Makassar
Sekretaris DPD II Golkar Makassar Andi Suharmika Hasir menegaskan jika Munafri sudah menyatakan sikap ingin bertarung, maka dukungan sudah pasti diberikan kepada Wali Kota Makassar itu.
”Saat ini kami belum menentukan keputusan. Tetapi kalau Pak Ketua (Appi) menyatakan akan maju, maka pasti kami juga memberikan dukungan kepada beliau,” kata dia.
Pinrang Pastikan Ikut Pilihan DPP
SEMENTARA itu, Ketua DPD II Golkar Pinrang Usman Marham mengaku belum tahu terkait jadwal Musda Golkar Sulsel. Sebab, dia belum menerima pemberitahuan, baik dari DPP mau pun DPD I.
“Jujur saja saya ini belum dapat kabar mengenai Musda, jadi saya tidak bisa menentukan dulu. Karena DPP dan DPD I belum memberikan kabar soal itu,” terangnya.
Dengan begitu, pihaknya masih akan menunggu instruksi saja, yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan rapat di lingkup DPD II Golkar Pinrang. Selain itu, pihaknya tidak akan lagi merembukkan siapa yang akan didukung, melainkan ikut dengan perintah DPP saja.
“Kau saya, sih, tidak lagi mengambil sikap sendiri, saya ikut saja sama DPP ke mana arah dukungan itu. Tetapi kalau nanti pemberitahuan sudah ada, barulah kami rapatkan dengan teman-teman dulu,” tuturnya. (wid/zuk)