“Untuk resto secara persentase juga tidak beda jauh peningkatannya selama jadwal PSM bermain di Parepare,” ujarnya.
Ke depan, lanjutnya, untuk menyambut event-event skala nasional serupa, pihaknya akan lebih maksimal lagi melalui upaya peningkatan kualitas SDM karyawan-karyawan hotel dan resto.
Salah satunya, dengan mengadakan sharing session, training,sertifikasi profesi yang juga merupakan program kerja PHRI Sulsel bagi pelaku usaha perhotelan dan resto di daerah termasuk di parepare. “Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada sektor hotel dan resto,” tambahnya.
Selain itu, PHRI Parepare juga bersinergi dengan pemerintah kota dan mensupport kegiatan tersebut dengan memberikan diskon spesial kepada wisatawan yang menginap di Parepare selama periode event berlangsung
“Kami berharap pemkot sepaham dengan kami, satu-satunya opsi agar hotel-hotel bisa survive di tengah efisiensi anggaran adalah menggalakkan event-event yang sumber dananya swasta dan sponsorship. Targetnya, bisa mendatangkan wisatawan untuk menginap dan membelanjakan uangnya di Parepare sehingga geliat ekonomi di sektor pariwisata juga akan meningkat,” tutupnya.
Terpisah, Kadis Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Parepare, Iskandar Nusu menuturkan dari sisi pemerintah ada pajak hiburan 10 persen dari harga tiket setiap ada pertandingan, belum lagi pajak reklame. Itu masuk menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun, kata dia, khusus yang menjadi kewenangan Dispora hanya penyewaan sarana dan prasarana saja seperti stadion. Jika main di sore sewanya Rp20 juta, sedangkan di malam hari Rp25 juta. Namun, khusus laga BRI Liga 1 PSM vs Semen Padang, karena main mulai sore hari, maka dikenakan penyewaan Rp20 juta.