“Jangan uji kesabaran kami. Jika ini terus berlanjut, kami akan datang lagi lebih banyak, lebih keras,” lanjut Anmar.
Aksi ini tak sekadar demonstrasi. Ini adalah jeritan kolektif dari masyarakat yang merasa dicabut hak hidupnya, dihantui rasa cemas, dan dipaksa tunduk atas nama kepentingan yang tak mereka pahami.
“Kami hanya ingin didengar. Kami bukan melawan hukum, kami melawan ketidakadilan,” ungkap Anmar.
Anmar membeberkan bahwa kondisi psikologis warga merasa terganggu dengan kedatangan pihak kepolisian yang dianggap melakukan intimidasi. (ams)