“Insyaallah kita akan mulai, tetapi saya sudah mulai, itu bagian daripada PAJ, kita sudah menanam biti di Takalar, itu sebanyak 5 ribu, sekitar 5 ribu pohon di lahan 7 hektare ini akan diangkat secara organisasi di dalam PAJ, dan mengharapkan bantuan daripada kedutaan Jerman,” ucapnya.
Kayu BITTI, yang merupakan tumbuhan endemik Sulawesi Selatan, memiliki nilai budaya dan ekonomi yang tinggi karena digunakan dalam pembuatan perahu tradisional Pinisi. PAJ berharap program ini dapat melestarikan budaya dan membuka lapangan kerja.
Selain reboisasi, PAJ juga akan meneliti potensi buah BITTI untuk berbagai keperluan, termasuk farmasi. Organisasi ini akan memanfaatkan sumber daya internal dan dukungan dari pemerintah Jerman untuk mendukung penelitian ini. PAJ juga akan memanfaatkan bursa karbon yang telah diluncurkan oleh pemerintah global.
Program pengembangan BITI ini akan menjadi salah satu program unggulan PAJ Sulawesi Selatan dalam upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. PAJ mengajak seluruh pihak untuk berpartisipasi dalam program ini.
Pada pertemuan ini dihadiri oleh beberapa pengurus antara lain Prof Baharuddin Patanjengi dan Prof Tutik Kuswinanti dari Fakultas Pertanian Unhas, Prof Faizal Arya Samman dari Fakultas Teknik Unhas, Prof Wira Bahari Nurdin dari FMIPA unhas serta beberapa pengurus lainnya. (uni)