FAJAR, MADRID–Pengacara Kylian Mbappe melaporkan Paris Saint-Germain (PSG) ke UEFA karena perselisihan mengenai gaji yang belum dibayarkan sebesar £47 juta atau sekitar Rp1 triliun terus berlanjut.
Raksasa Ligue 1 tersebut berisiko dilarang tampil di Liga Champions musim depan jika mereka terbukti wajib membayar Mbappe dan kemudian menolaknya.
Perselisihan tersebut bermula dari klaim Mbappe bahwa PSG berutang £47 juta untuk tiga bulan terakhir gajinya dan sepertiga terakhir bonus loyalitas. Sang penyerang menghabiskan tujuh tahun di PSG, memenangkan enam gelar Ligue 1 dan menjadi superstar global.
Meskipun ia akan dianggap sebagai legenda klub, mengingat ia adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa mereka, hubungan antara PSG dan mantan bintang mereka itu tidak harmonis. Para petinggi PSG tidak senang dengan cara Mbappe meninggalkan klub.
Pemain berusia 26 tahun itu bergabung dengan Real Madrid dengan status bebas transfer pada musim panas, setelah mengungkapkan pada Mei lalu bahwa ia tidak akan bertahan di ibu kota Prancis itu. Setelah pengumuman itu, Mbappe menuduh PSG menahan pembayaran gaji dan bonusnya.
Oktober lalu, komisi banding Liga Prancis (LFP) menguatkan keputusan yang memerintahkan PSG untuk membayar Mbappe upah yang belum dibayarkan yang dituntutnya.
Sejauh ini, juara Ligue 1 itu menolak untuk membayar, dan pengacara Mbappe kini melaporkan mereka ke UEFA dengan harapan bahwa ancaman dikeluarkan dari Liga Champions memaksa klub untuk mengalah.
“Kasus ini sederhana; melibatkan seorang karyawan yang telah menyelesaikan kontrak kerjanya hingga akhir dan majikannya menolak untuk membayarnya. Selama setahun terakhir, kami tidak hanya menunggu pembayaran tiba,” kata pengacara utama Mbappe, Delphine Verheyden, kepada BFMTV.