English English Indonesian Indonesian
oleh

Ketum Kadin Sulsel Usulkan Solusi Terkait Tarif Ekspor AS

FAJAR, MAKASSAR — Kebijakan baru Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif impor hingga 32 persen untuk produk Indonesia, termasuk tambahan tarif 25 persen untuk kendaraan impor, menjadi perhatian serius pelaku usaha di Sulsel. Menanggapi hal ini, Ketua Umum (Ketum) Kadin Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras, memberikan pandangan mendalam beserta strategi antisipasi untuk menjaga stabilitas ekspor daerah.

Andi Iwan menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump ini terhadap komoditas unggulan Sulsel, terutama nikel yang menyumbang hampir separuh total ekspor daerah.

“Data terakhir menunjukkan sudah terjadi penurunan pengiriman sebesar 3,1% pada akhir tahun lalu. Kebijakan tarif baru ini berpotensi memperburuk situasi, khususnya jika produk turunan nikel seperti baterai kendaraan listrik juga terkena dampaknya,” jelasnya.

Menyikapi tantangan ini, Kadin Sulsel mengusulkan beberapa langkah strategis. Pertama, diversifikasi pasar ekspor ke wilayah-wilayah baru seperti Asia Tengah, Turki, dan Amerika Latin untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS. Kedua, peningkatan nilai tambah produk dengan mengalihkan fokus dari ekspor bahan mentah ke produk olahan bernilai tinggi.

“Kami mendorong pengembangan produk turunan nikel seperti baterai ramah lingkungan yang memenuhi standar internasional,” tuturnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi V DPR RI ini melihat peluang dalam kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) AS yang mendorong penggunaan produk energi bersih. Menurutnya, ini bisa menjadi momentum bagi Sulsel untuk meningkatkan ekspor komoditas hijau.

News Feed