English English Indonesian Indonesian
oleh

Pedasnya Cinta dari Dapur Sulawesi untuk Dunia

Dengan menggunakan resep warisan orang tuanya, Ayu meracik sambal dengan sentuhan rempah khas dan teknik memasak yang menjaga cita rasa serta daya tahan. Salah satu keunggulan Mak Judess adalah masa simpannya yang mencapai 12 bulan tanpa perlu disimpan di lemari pendingin sebuah pencapaian penting untuk produk berbasis seafood. Sambalnya tak hanya awet, tapi juga tetap menggugah selera dengan rasa yang tajam dan khas.

Mak Judess bukan sekadar bisnis kuliner. Ia adalah gerakan kecil yang mengubah hidup. Di awal perjalanan, Ayu hanya memiliki sedikit alat, modal pun pas-pasan. Namun ia percaya pada cita rasa dan niat baik. Pelan-pelan, sambal buatannya mulai dikenal, lalu dicintai. Terutama setelah Ayu mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia. Sebagai salah satu UMKM binaan, ia dibantu dalam pemasaran dan diberi kesempatan mengikuti berbagai pameran baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Selain Bank Indonesia, Ayu juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, yang turut membina dan membimbing Mak Judess dalam perjalanannya. Menurut Ayu, dukungan dari BRI sangat berarti, terutama dalam hal pendampingan usaha, akses pelatihan, dan dorongan untuk terus naik kelas sebagai pelaku UMKM.

“Saya benar-benar merasa sangat terbantu. Terima kasih kepada BRI yang sudah memberikan banyak peluang dan membuka jalan bagi kami untuk terus berkembang. Mereka tidak hanya membantu secara materi, tapi juga membekali kami dengan ilmu dan jaringan,” ungkap Ayu dengan suara penuh syukur.

News Feed