FAJAR, MAKASSAR — Kebijakan tarif dagang baru Amerika Serikat dinilai dapat mengancam kinerja ekspor Sulsel. Beberapa komoditas unggulan berisiko kehilangan daya saing di pasar global.
Ketua DPD Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Arief R Pabettingi, menilai langkah proteksionis tersebut berpotensi menekan daya saing produk unggulan Sulsel di pasar global, khususnya di pasar AS.
“Ini bisa langsung memengaruhi kinerja volume ekspor kita. Jika volume produksi menurun karena pesanan dari luar negeri turun, maka besar kemungkinan akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri. Selain itu, kekuatan rupiah terhadap dollar juga pasti akan tertekan karena ekspor kita melemah,” ujarnya.
Kordinator DPP GPEI untuk Wilayah Sulawesi dan Maluku ini juga menambahkan bahwa dampak domino lainnya adalah menurunnya penerimaan negara dari sektor pajak. “Pendapatan pajak dari sektor ekspor pasti ikut turun. Ini harus menjadi perhatian serius karena akan berdampak pada penerimaan negara secara keseluruhan,” jelasnya.
Menurut Ketua IKA Pascasarjana STIEM Bongaya ini, pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret dan cepat, termasuk membuka jalur negosiasi langsung dengan Amerika Serikat terkait bea masuk produk asal Indonesia. Ia mencontohkan langkah ekstrem yang dilakukan oleh Vietnam.
“Vietnam bisa kita contoh. Pemerintah mereka membuat kesepakatan perdagangan dengan AS hingga bea masuk untuk produk AS ke Vietnam dikenakan nol persen. Itu pendekatan strategis. Padahal kita sama-sama negara pengekspor dan pengimpor ke AS. Kenapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama?,” tegasnya.