FAJAR, MAKASSAR – Setiap perjalanan mudik selalu punya kisah. Ada yang pulang dengan haru, ada pula yang pulang dengan ragu.
Tapi bagi dua pemudik asal Makassar, kisah mudik tahun ini tak hanya tentang rindu kampung halaman. Melainkan juga tentang bagaimana teknologi dan koneksi digital menjadi penyelamat di tengah ketidakpastian jalur dan medan yang belum dikenal.
Seorang karyawan swasta di Makassar, Firman (35) menceritakan dia bersama istri memutuskan untuk menjajal jalur alternatif menuju kampung halamannya di Enrekang. Alih-alih lewat jalur utama Parepare, ia justru memilih rute yang lebih panjang dan belum pernah ia tempuh sebelumnya: Makassar – Bantimurung – Camba – Soppeng – Sidrap – Enrekang.
“Saya cuma ingin coba jalur baru, siapa tahu lebih lancar dan pemandangannya juga lebih bagus. Tapi di balik itu, ada rasa khawatir juga. Takut nyasar,” kata Firman, Senin, 7 April 2025.
Kekhawatiran itu tak bertahan lama. Sepanjang perjalanan, Google Maps menjadi penunjuk arah yang setia. Dan di balik aplikasi itu, ada koneksi internet dari Indosat yang ternyata tampil tanpa cela.
“Terus terang saya sempat meragukan sinyalnya. Apalagi pas melewati Camba yang banyak hutan dan tanjakan curam. Tapi ternyata, jaringan IM3 tetap stabil. Sama sekali tidak pernah putus,” ujarnya.
Perjalanan bersama keluarga pun terasa lebih nyaman. Anak-anak bisa menonton YouTube dan bermain game online tanpa hambatan. Sementara Firman sendiri bisa memantau lalu lintas dan mencari tempat istirahat dengan mudah.