FAJAR, GAZA–Organisasi PBB untuk perlindungan anak, UNICEF mengumumkan pada Selasa bahwa sedikitnya 931 anak menjadi korban kebiadaban Israel di Jalur Gaza selama 10 hari terakhir sejak pasukan negara zionis itu melanjutkan agresinya di Gaza pada 18 Maret, setelah jeda dua bulan.
Pernyataan UNICEF mengatakan bahwa runtuhnya gencatan senjata dan dimulainya kembali penembakan besar-besaran dan operasi darat di Jalur Gaza telah mengakibatkan kematian sedikitnya 322 anak dan 609 terluka. Rata-rata lebih dari 100 anak terbunuh atau cacat setiap hari selama 10 hari terakhir.
UNICEF menambahkan, sebagian besar anak-anak tersebut mengungsi dan berlindung di tenda-tenda sementara atau rumah-rumah yang rusak. Mereka mencatat bahwa jumlah ini termasuk anak-anak yang terbunuh atau terluka dalam serangan udara di unit gawat darurat Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan.
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell dikutip dari Gulf Times mengatakan bahwa gencatan senjata memberikan jalur kehidupan yang sangat dibutuhkan bagi anak-anak Gaza. Namun, penderitaan anak-anak di Gaza telah dimulai lagi karena pemboman Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Pendudukan Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza pada dini hari tanggal 18 Maret, setelah jeda dua bulan berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari.
Israel melanggar ketentuan gencatan senjata selama dua bulan tersebut, dan terus membombardir berbagai wilayah di Jalur Gaza, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka. (amr)