FAJAR, MAROS-Ketika mudik melalui poros Maros-Bone-Soppeng-Sinjai, perjalanan akan menggunakan waktu antara dua sampai empat jam. Lebih cepat daripada waktu sebelum perbaikan poros Alekappang dan Tompo Ladang.
Pemudik pun menggunakan waktu istirahat sekaligus salat di masjid-masjid. Terutama saat puasa.
Salah satu masjid yang kerap menjadi tempat persinggahan, adalah Masjid Nurul Yasin Al Muhtadar di Desa Batu Putih, Mallawa, Maros. Masjid ini berkisar 90 km dari Ibu Kota Kabupaten Maros. Sekitar satu km dari tugu perbatasan masuk daerah Bone.
Begitu memasuki perbatasan Maros-Bone, pemudik mendapatkan pemandangan indah di tikungam tajam. Latarnya, dua warung makan. Satu di antaranya berarsitektur Rumah Adat Bugis. Di antara dua rumah makan itu, ada musala, tetapi tidak banyak pemudik yang singgah karena letaknya tepat di sisi jalan tikungan.
Itu sebabnya, pemudik memilih singgah di Masjid Nurul Yasin Al Muhtadar. Hal itu berlangsung sejak masjid tersebut direnovasi pada saat Syahrul Yasin Limpo menjadi Gubernur Sulawesi Selatan. Dahulu, tempat ibadah ini masih berupa musala. Jemaahnya masih kurang. Di poros sekitar masjid itu sering terjadi peristiwa kriminal. Poros perbatasan hingga Bance-E–SampiE itu bahkan kerap terjadi pengadangan terhadap kendaraan. Pada awal-awal tahun 2000-an, bus Fajar bahkan sempat ditahan, lalu preman jalanan naik ke bus.
Dalam kondisi kerawanan kriminal seperti itulah, Syahrul Yasin Limpo merenovasi masjid yang di sekitarnya sangat jarang rumah penduduk. Namun, kerawanan preman itu tidak lagi terjadi sekarang.
Masjid itu sudah ramai jemaah. Ibu-ibu bahkan secara berkala bergotong royong membersihkan masjid. Mereka merawat sebuah “TANDA PAMRIH” dan ide inovatif “MENYIKAPI KERAWANAN SOSIAL” dari sosok seorang pemimpin bernama Syahrul Yasin Limpo.
Di akhir Ramadan 1446 Hijriah ini, patutlah jemaah masjid tersebut memanjatkan doa-doa kesehatan dan keselamatan buat amal jariah sang pemimpin, “Semoga Bapak Syahrul Yasin Limpo beserta keluarga dan mereka yang berjasa membangun masjid Nurul Yasin Al Muhtadar senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan dunia akhirat. Amin!” (Basri Abbas)