English English Indonesian Indonesian
oleh

Lebaran dan Kesehatan Mental: Euforia atau Burnout?

dr. Muh. Gatra Pratama, Sp.KJ
(Psikiater dan Edukator Kesehatan Jiwa)

Tidak lama lagi kita akan menuju ke hari kemenangan. Hari kemenangan yakni Lebaran Idulfitri adalah momen yang dinanti-nanti, penuh dengan kebahagiaan, silaturahmi, dan refleksi diri. Namun, di balik kemeriahan ini, ada beberapa dampak yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, seperti tekanan sosial, fisik, dan emosional. Dalam psikiatri, stres berlebihan akibat tuntutan sosial dan budaya yang tinggi bisa berujung pada burnout, yaitu kondisi kelelahan mental, emosional, dan fisik akibat tekanan yang berkepanjangan.
Faktor Pemicu Lebaran Bisa Membuat Seseorang Burnout?

Dilihat dari sudut pandang kedokteran jiwa, burnout bukan hanya terjadi dalam dunia kerja saja, tetapi bisa juga dalam kehidupan keseharian, termasuk saat perayaan besar seperti Hari Raya Idul Fitri. Beberapa faktor pemicunya antara lain:

  1. Tekanan Finansial dan Perfeksionisme
    Beberapa istilah saat akan mendekati lebaran “ Baju Baru artinya sudah siap Lebaran”. Kebutuhan belanja Lebaran bisa memicu kecemasan finansial, yang dalam psikiatri berkaitan dengan stresor psikososial. Perfeksionisme dalam lingkup sosial dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi ringan.
  2. Kelelahan Fisik dan Mental
    Persiapan Lebaran yang melelahkan tanpa cukup istirahat bisa menyebabkan fatigue syndrome, yaitu kelelahan kronis yang dapat memengaruhi suasana hati dan kognisi.
  3. Overload Interaksi Sosial
    Bagi individu dengan kepribadian introvert atau yang mengalami gangguan kecemasan sosial, pertemuan keluarga yang intens bisa menjadi stresor psikologis.
  4. Post-Holiday Blues
    Setelah Lebaran usai, sebagian orang mengalami kesedihan atau kehilangan motivasi, yang dalam psikiatri disebut sebagai post-holiday syndrome.

Bagaimana Mencegah Burnout Saat Lebaran?

Prioritaskan Kesehatan Mental:
Jangan terlalu memaksakan diri untuk memenuhi ekspektasi sosial.

Kelola Stres Finansial:

Gunakan prinsip psikologi keuangan: belanja sesuai kemampuan dan batasi pembelian impulsif.

Berikan Waktu untuk Istirahat:

Tidur cukup dan atur waktu agar tidak kelelahan fisik dan emosional.

Tetapkan Batasan Sosial:

    Tidak semua undangan harus dihadiri, pilih yang benar-benar penting.
    Nikmati Momen dengan Kesadaran Penuh (Mindfulness):

    Fokus pada makna Lebaran, bukan sekadar formalitasnya.

    Lebaran seharusnya menjadi momen kebahagiaan, bukan beban mental. Dengan menjaga keseimbangan, kita bisa merayakan Lebaran dengan sehat, bahagia, dan penuh ketenangan jiwa. Selamat menjalankan hari Raya Idulfitri! (*)

    News Feed