English English Indonesian Indonesian
oleh

GPM Serentak Jaga Stabilitas Harga

FAJAR, MAKASSAR- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengelar Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di 24 kabupaten/kota. GPM dilaksanakan untuk menjaga stabilitas harga.

GPM serentak dilaunching oleh Gubernur Sulawesi Selatan, berpusat di Halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Jl Sam Ratulangi, Rabu, 26 Maret. GPM serentak ini digelar selama dua hari.

Beragam bahan pangan dijual dengan harga yang terjangkau. Harga yang ditawarkan di bawah harga pasar.

Diantaranya ayam tiga ekor dijual seharga Rp100 ribu. Lalu, Gula Kemas seharga Rp17.300 per kg, dan Gulavit Rp17.500 per kg. Minyakita bantal Rp15 ribu per liter, sementara Minyakita Pouch Rp30 ribu untuk dua liter.

Harga Bawang merah dibandrol Rp35 ribu per kg, Bawang putih Rp40 ribu per kg. Wortel dan Kentang dijual Rp18 ribu per kg, tomat Rp10 ribu per kg, terigu gatotkaca Rp9 ribu per kg. Sedangkan Beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp58 ribu per kg.

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, GPM digelar secara serentak dengan maksud memberikan dampak nyata secara komperhensif. Sebab, dalam waktu yang bersamaan masyarakat dari seluruh penjuru daerah bisa mengakses harga pangan yang lebih rendah. Ia menilai program ini sangat menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.

“Tadi sudah diberitakan bahwa ini sudah (pelaksanaan) yang ke 190 lebih ya, dan ini sejak saya masih gubernur 2022. Kita gagas dan sudah menjadi replikasi untuk nasional untuk dilaksanakan serentak,” ungkap Andi Sudirman.

Andi Sudirman menyadari bahwa menjelang Idulfitri dinamika harga bahan pangan terus terjadi. Fluktuasi harga komoditas tertentu masih perlu intervensi, seperti cabai merah, bawang merah, dan beras.

Ia beranggapan bahwa relativitas harga tersebut sebagai sesuatu yang wajar. Harga yang terlalu murah juga akan merugikan para pedagang.

“Kan paling tidak, tidak merugikan pedagang dan juga pembeli, ditengah-tengahnya lah. Seperti tekanan darah kalau terlalu tinggi tidak bagus, terlalu rendah juga tidak bagus, yang sedang-sedang aja,” seru Andi Sudirman.

Dalam pantauan harga cabai rawit merah mencapai Rp80-95 ribu per kg di Pasar Panakkukang. Hal sama terjadi di Pasar Terong, di mana harga cabai rawit merah mencapai Rp90 ribu per kg.

Andi Sudirman mengatakan, kebutuhan masyarakat Sulsel akan cabai memang tinggi, terutama di momen Ramadan dan menjelang Idulfitri. Jumlah konsumsi tinggi tersebut memicu harga naik.

“Saya rasa normal aja, tetapi masih terkendali beberapa daerah normal kayak Sidrap harga cabe Rp50 ribu,” ucapnya.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel M Ilyas mengemukakan, GPM serentak kedepannya akan menyasar hingga di level kecamatan dan desa. Pelaksana GPM akan lebih masif. Pihaknya tengah mengatur langkah pelaksanaan GPM serentak agar manfaatnya lebih merata.

“Kita harapkan kerjasama semua pihak tidak mungkin pemerintah saja, harus keterlibatan masyarakat, kemudian perusahaan bagaimana menjaga stabilitas harga,” terangnya.

Hadirnya GPM untuk menjaga daya beli masyarakat. Kebutuhan pangan disediakan dengan harga murah. Namun, ia menyebut pengawasan harga di pasar juga tidak kalah pentingnya.

Daya beli masyarakat yang sudah rendah ditambah harga pangan juga semakin tingg, maka akan membuat masyarakat semakin susah. Dengan GPM, masyarakat bisa membeli beberapa komoditas atau dalam jumlah yang lebih banyak dengan budget anggaran yang sama.

“Nah, dengan gerakan pangan murah dengan daya beli masyarakat yang menurun, kalau itu terjadi, itu paling tidak kebutuhannya masih bisa terpenuhi secara kuantitas,” tandasnya. (uca)

News Feed