Oleh karena itu, kalau tidak belajar disesuaikan dengan kondisi sekarang dan yang akan datang, maka akan ketinggalan kereta, dan bisa saja tergilas oleh zaman. Dapat dilihat sudah banyak tokoh bahkan mall yang sudah tutup dan usaha lainnya yang sudah gulung tikar oleh karena tidak dapat bersaing dan mengikuti system marketing (pemasaran) sekarang ini.
Justru yang tumbuh subur sekarang ini adalah usaha system online. Salah seorang teman kontraktor pernah menyampaikan, “bahwa sekarang sudah susah bersaing mendapatkan proyek, semua pengusulannya serba online, padahal dulu tidakji”.
Dalam konteks ini relevanlah pesan Ali bin Abi Thalib, “Didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya bukan pada zamanmu”. Pesan Ali bin Abi Thalib tersebut memberikan gambaran bahwa kehidupan setiap zaman akan berbeda, maka setiap manusia perlu senantiasa belajar dan belajar untuk merespon perkembangan zaman.
Orang tua perlu senantiasa menambah wawasannya bagaimana mendidik anak sekarang ini;pembinaan dan didikan orang tua pada saat kita kecil tidak dapat lagi diterapkan terhadap anak-anak sekarang ini. Nilai atau karakter yang ditanamkan mungkin sama, seperti budaya patabe’, siri’, sipakalebbi’, sipakatau dan lain-lain budaya bugis-Makassar lainnya, tapi metode dan pendekatan yang digunakan berbeda.
Seorang guru/pendidik perlu senantiasa meng-update metode mengajarnya agar dapat mengajar dan mendidik peserta didiknya dengan baik. Pantaslah Allah Swt., perintah yang pertama diturunkan kepada Rasulullah Muhammad Saw., adalah perintah Iqra’ (membaca/belajar). Qs. Al-Alaq (1-5).