English English Indonesian Indonesian
oleh

Warga Kindang Gotong Royong Perbaiki Jalan Rusak Parah, Harap Pemerintah Turun Tangan

FAJAR, BULUKUMBA– Puluhan warga Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Bulukumba, bergotong royong memperbaiki jalan kabupaten yang rusak parah. Jalan yang menghubungkan Desa Kindang dan Desa Tamaona ini telah lama rusak dan kondisinya semakin memprihatinkan.

Menurut warga, setidaknya lima pengendara terjatuh di ruas jalan ini pada tahun 2025. Syahrul, seorang pemuda Desa Kindang yang ikut serta dalam perbaikan jalan, mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama warga melakukan perbaikan secara swadaya.

“Kami sudah beberapa kali melakukan perbaikan jalan secara swadaya. Kami bersyukur ada tokoh masyarakat seperti Bapak Ismail, kepala sekolah MA Guppi Kindang, yang sangat peduli dengan kondisi jalan poros Desa Kindang,” ujar Syahrul pada Kamis, 27 Maret 2025.

Ia menambahkan bahwa warga Desa Kindang sangat antusias dalam memperbaiki jalan. Dalam waktu kurang dari 24 jam, mereka berhasil mengumpulkan dana untuk membeli dua truk material timbunan. “Masyarakat, terutama pemuda Desa Kindang, memberikan respons yang sangat baik,” tambahnya.

Syahrul menjelaskan bahwa perbaikan jalan yang dilakukan hari itu sepanjang 15 meter. Mereka berencana melanjutkan perbaikan setelah tiga truk material timbunan lainnya tiba. Ruas jalan yang paling parah kerusakannya berada di Dusun Mattirodeceng, Dusun Bungaya, dan Dusun Cibollo.

Selain berinisiatif melakukan perbaikan jalan secara swadaya, warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan memperbaiki jalan tersebut. “Kami berharap pemerintah daerah memperhatikan kondisi jalan di desa kami. Kami sudah beberapa kali dijanjikan pengaspalan, tetapi hingga kini belum ada realisasinya,” kata Syahrul.

Secara terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Andi Ayatullah, menjelaskan bahwa ruas jalan Bontomanai-Kindang telah diusulkan untuk mendapatkan anggaran dari Inpres Jalan Daerah (IJD), tetapi belum terealisasi. Ruas jalan ini merupakan prioritas karena panjangnya sekitar 20 kilometer dan membutuhkan anggaran yang besar.

“Anggaran infrastruktur jalan tahun 2025 sangat terbatas. Kementerian Keuangan bahkan membatalkan dana alokasi khusus (DAK) untuk jalan dan irigasi sebesar 40 miliar karena kebijakan efisiensi,” jelas Andi Ayatullah.

“Kami sangat mengapresiasi upaya warga yang bergotong royong memperbaiki jalan dengan material timbunan. Dengan penanganan sementara ini, kondisi jalan menjadi lebih baik dan aman untuk dilalui,” pungkasnya. (mg5/*)

News Feed