“Secara teori, mengganti pelatih sembilan pertandingan sebelum akhir musim dan hanya terpaut satu poin dari posisi keempat bisa jadi berisiko. Harus ada konteks di balik keputusan klub, dan dari luar, saya mendapat kesan bahwa tidak ada yang ingin melanjutkan Motta lagi,” katanya.
Menurutnya, dalam kasus seperti itu, ruang ganti menjadi alasan membuat keputusan. Jika para pemain tidak lagi percaya pada Motta, maka pemecatan tidak bisa dihindari. “Meski begitu, Igor Tudor punya keberanian, dia menerima tantangan besar,” tegasnya.
Kendati pengangkatannya berisiko, Capello yakin bahwa Tudor adalah pilihan yang tepat dalam situasi ini, terutama mengingat pengalamannya sebelumnya dengan Juventus.
“Ia mengenal klub ini karena ia pernah mengalaminya baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih setelah menjadi asisten Pirlo beberapa tahun lalu. Ini merupakan keuntungan besar, terutama di saat seperti ini,” jelasnya.
Ia juga mencermati pengalaman Tudor sebelumnya. “Tudor telah mengambil alih ruang ganti pemain di pertengahan musim, dari Udinese hingga Verona dan Lazio. Ia memiliki ide-ide yang jelas, ia mengetahui pekerjaan yang menantinya sebagai pelatih yang baru,” ujarnya.
Dengan status Juventus sebagai tim raksasa, situasi tentu akan berbeda. “Tekanan dan ekspektasi meningkat, tetapi seperti yang saya katakan, kita berbicara tentang pelatih yang mengetahui setiap sudut dunia Juventus ini. Ia tidak punya banyak waktu untuk mencapai tujuan lolos ke Liga Champions, tetapi ia tidak kekurangan keberanian,” tandasnya.
