“Rujab ini rumah bersama. Rumah kita semua. Jika ada hal-hal yang perlu dibicarakan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat Soppeng, tanpa kecuali, jangan sungkan-sungkan datang di rumah jabatan. Jangan ada sekat. Ini rumah kita semua,” kata pria yang mengenakan stelan koko biru tua itu.
Alumni Unhas 1994 tersebut lebih lanjut menjelaskan, begitu pulang pelantikan di Jakarta, ia langsung menyambangi Bulog. Ia ingin memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat. “Langkah selanjutnya, kami harus memastikan pelayanan kesehatan masyarakat,” ujar Bupati sambil memperbaiki posisi kopiah hitamnya.
Suardi Haseng yang memiliki lima anak ini mengaku sangat peduli terhadap kesehatan masyarakat. Menurut pria berkacamata ini, bagaimana bisa menggenjot pembangunan daerah jika aspek pangan dan kesehatan masih bermasalah.
“Dua hal itu harus menjadi penekanan utama sebelum melangkah lebih jauh. Dan, di rumah jabatan inilah kita jadikan sebagai ‘rumah solusi bersama’,” kata putra asli Soppeng kelahiran Cabenge, 31 Maret 1968 ini.
Apa yang diungkapkan bupati tersebut, terbukti saat FAJAR menyaksikan tamu-tamu yang datang di Rujab hingga larut malam. Malah saat FAJAR berbincang dengan bupati, tiba-tiba datang lagi tamu. Termasuk tamu dari SMANCA ’87 Soppeng yang difasilitasi Hj. Sabtiara dan Ruslan Kibe. “Saya barusan ke Rujab ini,” kata Azis yang juga menjadi tamu pada malam itu. Ia menunjuk tamu-tamu lainnya yang mengaku sangat bersyukur bisa masuk Rujab.
H. Zaenul Abidin yang mengatur pertemuan para tamu itu mengingatkan bupati kalau harus istirahat sedikit. Ternyata, jam sudah menunjukkan pukul 01.45 Wita.