Gelandang Inggris, Declan Rice mendukung pernyataan Tuchel. “Kami harus terus bekerja keras dan membiasakan diri dengan apa yang diinginkannya dari kami. Memulai dengan baik di grup adalah apa yang kami inginkan. Namun, ada hal-hal yang perlu ditingkatkan,” katanya kepada ITV.
Di kubu Latvia, Dario Šits yang mencetak gol kemenangan di markas Andorra pada matchday pertama menegaskan pertandingan kedua ini bakal sangat sulit. Menurutnya, mereka tidak perlu berpura-pura dan menutup mata pada kekuatan lawan.
“Kita bisa mengatakan apa saja, tetapi kita harus realistis – akan sangat, sangat, sangat sulit di sana. Terutama mengingat berapa banyak pemain tim utama yang telah hilang,” tegas Dario Šits di situs Federasi Sepak Bola Latvia.
Pelatih Latvia Paolo Nicolato sementara itu cukup rileks menyambut pertandingan ini. Bagi dia, timnya sudah tampil bagus di partai pertama dan mereka hanya perlu terus berupaya meningkatkannya.
“Saya rasa kami mengendalikan permainan dengan cukup baik. Saya bangga dengan tim saya. Saya rasa kami bisa lebih maju di masa mendatang,” ujarnya.
Latvia yang saati ini berada di peringkat 140 dunia FIFA secara mengejutkan berhasil menghindari kekalahan dalam lima pertandingan kualifikasi Piala Dunia terakhir mereka di kandang lawan.
Mereka menahan imbang Turki dan Norwegia pada tahun 2021. Setelah itu, Sarkanbaltsarkanie, julukan Latvia menekuk Gibraltar dan Andorra di dua pertandingan terakhir. Jadi, mereka tetap layak mendapat respek.
Inggris yang belum pernah bertemu dengan Latvia dalam pertandingan internasional senior kemungkinan besar tidak bisa diperkuat Anthony Gordon yang cedera saat menghadapi Albania. Di luar itu, Tuchel tak punya masalah.