FAJAR, MAKASSAR– Ramadan telah memasuki fase terakhir. Sepuluh hari terakhir di bulan suci ini menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk meningkatkan amal ibadah. Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Makassar, Usman Sofian, mengingatkan agar umat Islam memanfaatkan waktu yang tersisa untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Ramadan itu terdiri dari 30 atau 29 hari, dan di dalamnya terdapat banyak keistimewaan. Di 10 hari terakhir ini, kita memasuki fase pengampunan. Rasulullah SAW telah menganjurkan agar umat Islam memperbanyak ibadah pada malam-malam terakhir, terutama karena ada satu malam yang sangat istimewa, yakni Lailatul Qadar,” ujarnya.
Usman menjelaskan bahwa Lailatul Qadr adalah malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Pada malam tersebut, Allah SWT menurunkan berkah dan pengampunan bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam beribadah. Namun, ia menyayangkan bahwa banyak umat Islam yang justru mengalami penurunan kualitas ibadah di akhir Ramadan.
“Seharusnya, di 10 hari terakhir ini, ibadah kita semakin meningkat. Tapi kenyataannya, banyak masjid yang mulai sepi. Padahal, di sinilah kita memiliki peluang besar untuk mendapatkan ampunan dan rahmat Allah,” katanya.
Ia menegaskan bahwa ibadah di akhir Ramadan tidak boleh sekadar rutinitas atau formalitas belaka. Umat Islam perlu meningkatkan kesadaran spiritual, yaitu ibadah yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan pemahaman mendalam tentang hakikatnya.
“Ketika kita beribadah di 10 hari terakhir Ramadan, jangan hanya sekadar menjalankan kewajiban, tetapi resapi maknanya. Keikhlasan dalam beribadah harus semakin kuat, bukan hanya karena kebiasaan atau formalitas semata,” jelasnya.