Ia juga mengemukakan bahwa penyalahgunaan pemberian zakat, infaq, sedekah, dapat menghambat seseorang masuk ke dalam surga. Pahala-pahala yang telah dikumpulkan dengan ibadah mengaji maupun berpuasa akan tertunda dahulu karena ada hak orang lain yang tidak disalurkan.
Pahala yang dimiliki orang tersebut lah yang akan tersalurkan kepada para faqir miskin yang selama ini haknya tidak diberikan. Ustadz Ishaq menyampaikan, bahwa menurut nabi, orang tersebut dikategorikan orang yang bangkrut, sebab pahalanya akan terus berkurang hingga ia menanggung dosa orang yang haknya tidak diberikan.
“Nabi mengatakan bahwa orang yang bangkrut itu orang yang banyak utangnya kepada orang lain di dunia, tapi tidak dibayarkan sehingga pahalanya yang dibayarkan kepada orang, termasuk faqir miskin. Karena itu tidak ada lagi kesempatan ke dunia untuk mencari pahala,” ulasnya.
Lalu, yang ketiga, harta yang dimiliki orang tersebut akan cepat habis. Selalu ada peristiwa yang membuatnya harus mengeluarkan uang. Itu sebagai ganjaran menyalahgunakan hak orang lain dalam zakat yang tidak dibayarkan.
“Tiba-tiba ban motor kempes, anak sakit, macam-macam sehingga uang harus keluar karena memang harus dikeluarkan untuk infaq, sedekah, atau zakat,” terangnya.
Orang-orang yang demikian juga dikategorikan sebagai pendusta agama. Pendusta agama, kata Ustadz Ishaq, yaitu orang-orang yang menghardik anak yatim, tidak memperhatikan atau mengeksploitasi anak yatim. “Yang kedua, orang yang tidak memberi makan kepada faqir miskin itu juga masuk kategori pendusta agama,” imbuhnya.
