FAJAR, MAKASSAR — Demi menjemput malam Lailatul Qadr, upaya maksimal harus ditempuh. Salah satunya memperbanyak iktikaf dan berkhalwat di masjid.
Ketua DPP IMMIM KH Muhammad Ishaq Samad, mengutarakan, dalam melaksanakan iktikaf di masjid harus didahului dengan niat. Segala aktivitas beribadah hingga makan sahur pun harus dilakukan di masjid.
“Jadi memang iktikaf itu semacam mendiamkan diri dan itu harus dimulai dengan niat. Itu harus di masjid, lalu makan sahur di masjid, salat subuh, setelah selesai baru kembali lagi besok malamnya,” imbuhnya, Minggu, 23 Maret.
Umat Islam dalam menjemput Lailatul Qadr perlu meningkatkan amalan-amalannya. Ishaq menyampaikan bahwa Rasulullah memerintahkan untuk mengencangkan tali pinggang di 10 malam terakhir Ramadan.
“Artinya semakin akhir semakin kuat beribadah. Jangan justru kebanyakan kan umat Islam ini kalau sudah dekat lebaran banyak godaannya, bikin kue, bikin buras, ke mal, harusnya lebih banyak iktikaf dan beribadah,” papar Ustaz Ishaq.
Ustaz Ishaq menceritakan pengalaman sang guru KH Abdurrahman Ambo Dalle ketika mondok di Pesantren Mangkoso, momen ketika turunnya Lailatul Qadr. Menurut ia, saat sementara salat sepertiga malam, masjid itu bercahaya.
Orang dari kejauhan menyaksikan bahwa di masjid layaknya sudah siang hari, ternyata ada cahaya yang memenuhi masjid.
“Itu salah satu cerita dari saksi bagaimana KH Ambo Dalle mendapatkan Lailatul Qadr. Orang yang mendapati Lailatul Qadr juga akan diberi ilmu oleh Allah SWT,” pungkasnya.
KH Muhammad Ishaq Samad juga mengatakan, malam Lailatul Qadr adalah malam istimewa bagi manusia. Banyak keutamaan ketika beribadah di dalamnya.