FAJAR, MAKASSAR – Industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Sulawesi Selatan (Sulsel) dinilai memerlukan dukungan penuh dari pemerintah untuk dapat berkembang dan bersaing dengan daerah lain. Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Perusahaan Pameran dan Event Indonesia (Asperapi), Jeffrey Eugene, menegaskan bahwa tanpa perhatian serius, industri ini akan terus tertinggal dibandingkan kota-kota lain di luar Sulsel.
Jeffrey mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama dalam industri MICE di Sulsel adalah keterbatasan venue yang memadai. Ia mencontohkan penyelenggaraan Sulsel Expo, yang terpaksa dipindahkan ke area outdoor di Lapangan Parkir Pipio, padahal sebelumnya direncanakan di Triple C.
“Venue adalah bahan baku utama industri event. Idealnya, pameran dilakukan di dalam ruangan (indoor) karena jika di luar ruangan (outdoor), biaya jauh lebih besar, sementara fasilitas untuk pameran juga tidak memadai,” ujarnya.
Sulsel Potensial Jadi Destinasi MICE, Tapi Minim Infrastruktur
Menurutnya, Sulsel memiliki potensi besar sebagai destinasi MICE, terutama karena perannya sebagai hub ekonomi Indonesia Timur. Namun, keterbatasan infrastruktur, khususnya venue, menjadi kendala utama dalam menarik lebih banyak event ke Makassar.
“Sejak 10 tahun lalu, Sulsel sebenarnya bisa menjadi destinasi MICE, makanya dulu dibangun Celebes Conventions Center (CCC). Tapi sayangnya, venue ini hanya bertahan tiga tahun dan sekarang kita justru banyak menggelar event di luar Makassar karena keterbatasan tempat,” jelas Jeffrey.