Menariknya, hasil penelitian Dewi menunjukkan peningkatan signifikan pada kemampuan berpikir kritis mahasiswa setelah menggunakan e-book ini. Hal ini dibuktikan melalui serangkaian uji kepraktisan, validitas, dan efektivitas yang menghasilkan skor sangat baik di semua aspek.
“Ke depan, integrasi fitur Augmented Reality (AR) atau Virtual Reality (VR) dapat menjadi inovasi lanjutan agar pembelajaran fisika semakin menarik dan mudah diakses, terutama bagi mahasiswa yang belajar secara mandiri,” tambahnya.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Makassar, Erwin Akib PhD, menyebut inovasi yang dihasilkan disen tersebut sejalan dengan visi Unismuh dalam mendorong pembelajaran berbasis teknologi.
Ia berharap hasil penelitian ini dapat didiseminasikan ke berbagai kampus lain agar manfaatnya lebih luas dirasakan. Pendidikan fisika, membutuhkan pendekatan baru yang lebih segar dan relevan dengan perkembangan teknologi saat ini.
“Mahasiswa generasi sekarang adalah digital native. Kita harus beradaptasi dengan cara belajar mereka agar pembelajaran lebih efektif dan bermakna,” katanya.
Keberhasilan Dewi membuktikan bahwa teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi juga jembatan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih aktif, interaktif, dan bermakna. Inovasi seperti ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan media pembelajaran di berbagai disiplin ilmu lainnya.
“Dewi kini menjadi doktor ke-121 di FKIP Unismuh dan doktor ke-8 di Program Studi Fisika Unismuh. Ini adalah kebanggaan besar bagi kami. Pencapaian ini bukan hanya menambah jumlah doktor di Unismuh, tetapi juga memperkuat kapasitas sumber daya manusia yang mampu menciptakan inovasi di dunia pendidikan,” ujar Erwin.