FAJAR, MAKASSAR- Tak sekadar menyalurkan pembiayaan kepada kelompok ibu-ibu prasejahtera, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Makassar juga melakukan pendampingan hingga pemberdayaan agar mereka bisa mandiri secara ekonomi.
Salah satu program unggulan PNM Makassar adalah Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Merupakan pembiayaan untuk ibu-ibu prasejahtera dalam bentuk kelompok. Mereka diberi akses pembiayaan tanpa jaminan.
Tak hanya mereka yang punya usaha kecil, PNM juga memberi ruang kepada mereka yang tidak punya usaha untuk menjadi nasabah.
Pemimpin Cabang PNM Makassar, Maimun Bakri, Kamis, 20 Maret 2025 menuturkan PNM memiliki dua program,yakni Unit Layanan Modal Mikro (Ulamm), pembiayaan lebih ke individu dengan plafon maksimal Rp200 juta.
Kemudian, ada program Mekaar yang merupakan pembinaan dan permodalan untuk perempuan prasejahtera pelaku usaha mikro. Sasarannya adalah ibu-ibu prasejahtera dalam bentuk kelompok. Setiap kelompok minimal 10-30 orang. Mereka mengangsur tiap pekan.
Pembiayaan per orang itu Rp2 juta hingga Rp3 juta di awal. Namun, ada juga yang sudah dapat Rp5 juta, hingga Rp13 juta untuk nasabah lama. Sifatnya tanggung renteng. Artinya, jika ada nasabah dalam satu kelompok tidak mampu membayar angsuran, maka kelompok yang akan menanggung atau menalangi terlebih dahulu.
“Kita upayakan mereka berada di lokasi yang sama. Karena kita ada namanya PKM, Pertemuan Kelompok Mingguan. Mereka setiap minggu ketemu, karena kita sistemnya pembinaan. Jadi, saat pertemuan bukan cuma kegiatan menagih tapi banyak hal-hal yang kita sampaikan. Kita edukasi literasi keuangan termsuk mereka harus melek digital,” jelasnya kepada FAJAR di ruang kerjanya.
Maimun menjelaskan, para kelompok ibu-ibu ini adalah penggerak ekonomi, olehnya mereka diberdayakan agar bisa mandiri. Sebab, jika mereka sejahtera, maka keluarga juga akan ikut sejahtera. “Jadi nasabah kita dampingi dengan berbagai kegiatan, sampai usahanya naik kelas,” ujarnya.
Ia mencontohkan, ibu-ibu yang usahanya rumput laut atau kepiting rajungan, mereka diajari agar tak sekadar menjual saja ke pengumpul, tetapi rumput laut bisa diolah menjadi produk bermacam-macam seperti agar-agar supaya nilai jual bisa lebih tinggi.
Kemudian, mereka juga didampingi cara pemasarannya melalui media sosial dan marketplace. Begitupun juga masalah packaging. Nasabah dibantu desain kemasan agar lebih menarik. “Bahkan kita ajari teknik fotografi. Bagaimana cara foto produk agar terlihat estetik. Jadi banyak kelas-kelas yang kita buat dalam program pendampingan, kita sesuaikan saja dengan kebutuhan mereka,” lanjut perempuan berkacamata ini.
Tak hanya itu, nasabah juga difasilitasi pengurusan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), termasuk Nomor Induk Berusaha (NIB) dan perizinan lainnya. “Jadi kalau mereka sudah punya NIB, mereka pasti akan butuhkan jika usahanya sudah lebih besar,” jelasnya.
Saat ini, PNM Cabang Makassar sudah punya 500 ribu nasabah. Maimun berharap bisa tumbuh di atas 600 ribu nasabah tahun ini. Untuk nasabah baru periode Januari-Februari 2025, sudah ada 15 ribu orang. Dominan usaha perdagangan seperti toko kelontong, pedagang kecil di pasar tradisional seperti sayur-sayuran dan sebagainya. Juga tak sedikit industri rumahan.
“Sudah banyak nasabah kita yang awalnya dari nol kini sudah berkembang dan sukses,” tambah Maimun.
Berdayakan Perempuan Prasejahtera untuk Mandiri Secara Ekonomi
