FAJAR, BELOPA– Mahasiswa asal Luwu dari sebagai perguruan tinggi di Kota Palopo menggelar aksi demonstrasi di depan PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) Bua dan Kantor DPRD Luwu, Rabu siang 19 Maret. Aksi mahasiswa yang mengatasnamakan aliansi mahasiswa dan pemuda Luwu Raya alias Amdal merupakan buntut dari tewasnya salah satu karyawan BMS bernama Muh. Ikhsan saat bekerja di pabrik pengolahan nikel tersebut.
Aksi di Pintu Masuk PT MBS ini terlihat dilakukan dengan membakar ban bekas dan orasi di depan pos jaga security.
Mereka menuntut agar mengevalusi kinerja BMS. Kemudian, evaluasi bidang SM K3 dan transparansi hasil investigasi fatality. Transparansi tenaga kerja asing dan tenaga kerja lokal di PT BMS. Hentikan segala bentuk pelecehan seksual di PT BMS. Evaluasi amdal PT BMS yang ada di Bua.
Selain itu, puluhan mahasiswa lainnya juga melakukan aksi di gedung DPRD Luwu.
Asap tebal terlihat dibawa tangga Kantor DPRD Luwu. Selain itu, massa berupaya merengsek masuk kantor DPRD Luwu. Namun. Di hadang aparat Polres Luwu yang berjaga di pintu masuk bagian depan kantor DPRD Luwu.
Dorong mendorong antara mahasiswa dengan aparat polisi tidak terelakkan. Namun, massa tidak dapat menembus blokade aparat polisi dari Polres Luwu.
Massa yang orasi meminta agar para pemegang otoritas yang ada di perusahaan pengolahan nikel ini dihadirkan oleh DPRD Luwu untuk dimintai keterangan.
“Ingat kawan-kawan kedatangan di DPRD Luwu ini satu tujuan. Kita satu perjuangan. Kalau tidak ada konglomerat yang kami Surati. Apa gunanya kita diterima di DPRD Palopo,”kata salah satu demonstran yang melakukan orasi. Mereka lalu membakar ban bekas di bawah tangga ruang musyawarah DPRD Luwu. (shd)