“Mikel Arteta tampak lelah dan frustrasi, Anda dapat melihatnya di wajahnya. Dia memiliki kemarahan di matanya, dalam rentang waktu beberapa minggu,” kata Petit kepada YaySweepstakes.com.
“Arsenal kehilangan arah di Liga Primer setelah bertarung dengan Liverpool, pertandingan West Ham di kandang sendiri tampak sulit diterima baginya,” lanjutnya.
Menurutnya, Arteta sudah memasuki musim keenamnya sebagai manajer Arsenal. “Ia telah banyak berkembang dan ia mendapatkan rasa hormat penuh saya, begitu pula stafnya. Identitas dan mentalitas telah berubah, DNA di dalam dan luar lapangan,” jelasnya.
Arteta kata dia layak mendapat apresiasi. “Saya berterima kasih kepada Mikel atas apa yang telah ia lakukan, tetapi kita telah mencapai akhir kisahnya di Arsenal. Energinya sudah tidak ada lagi dan ada sesuatu yang hilang bukan karena kesalahannya sendiri, saya pikir itu karena kurangnya skuad yang tepat untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan,” tegasnya.
“Lihatlah ketika William Saliba absen dalam perebutan gelar, ketika sampai pada momen-momen penting ini, mereka kekurangan pilihan, kisahnya terus terulang,” sambungnya.
“Saya tidak akan menyalahkan Arteta, staf telah meningkat secara kolektif. Tetapi berjuang untuk menjadi juara Anda membutuhkan alat untuk melakukannya, kedalaman dan kualitasnya tidak tepat meskipun ada peluang untuk memperbaikinya. Sepertinya sejarah akan terus terulang,” tandasnya. (amr)
