English English Indonesian Indonesian
oleh

Perjalanan Kopi Leluhur Ade Sri Rahayu, dari Langit ke Ladang Kopi

Kini, setiap tahun, Kopi Leluhur memproduksi kopi dan mengirimnya ke berbagai negara, termasuk Mesir, Hongkong, dan Australia.

“Setiap negara punya selera yang berbeda. Misalnya, di Mesir mereka lebih suka kopi robusta, sementara di Eropa lebih banyak yang mencari arabika,” jelasnya.

Namun, bagi ibu satu anak tersebut kesuksesan bisnisnya bukan hanya tentang ekspor atau angka penjualan. Ada hal yang lebih penting: kesejahteraan orang-orang yang terlibat dalam usahanya. Dia tahu betul bahwa bisnis kopi tidak bisa berdiri sendiri. Ia membutuhkan para petani, para pekerja di pabrik, hingga tenaga pemasaran yang andal. Maka, ia pun mulai memberdayakan masyarakat sekitar.

Di Toraja, ia bekerja sama dengan 40 petani kopi, memastikan mereka mendapatkan harga yang layak untuk hasil panennya. Tidak hanya itu, ia juga membuka lapangan kerja bagi ibu rumah tangga di Makassar.

“Banyak ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Saya ingin mereka punya penghasilan sendiri,” katanya.

Di musim panen, jumlah pekerjanya bisa mencapai 25 orang. Mereka membantu dalam proses produksi, dari pengeringan biji kopi hingga pengemasan.

“Saya ingin suatu hari nanti bisa memberdayakan anak-anak panti asuhan. Saya ingin mereka punya keterampilan, sehingga bisa mandiri secara finansial,” tuturnya.

Meski telah sukses menembus pasar internasional, Ade tahu bahwa tantangan terbesar dalam bisnis bukan hanya soal produksi atau pemasaran. Akan tetapi menjaga kepercayaan pelanggan.

“Untuk buyer luar negeri, kepercayaan adalah segalanya. Bisnis harus berjalan dengan sistem yang baik, tapi hubungan silaturahmi juga harus dijaga,” katanya.

News Feed