English English Indonesian Indonesian
oleh

Menyatu dalam Rasa, Mengakar dalam Jiwa, Sukma Jahe Perkenalkan Saraba Mendunia

EDWARD AS
MAKASSAR

Hujan gerimis membasahi Makassar sore itu, membangkitkan kehangatan dalam secangkir Saraba yang mengepul dari sebuah kedai kecil di pinggir jalan. Aroma jahenya begitu pekat, berpadu dengan manisnya gula merah, seolah menyimpan kehangatan cerita di baliknya.

Di balik kemasan sederhana yang kini tersebar di berbagai toko oleh-oleh dan pasar modern, ada kisah perjuangan panjang seorang wanita bernama Rita Suryaningsih. Wanita itu lahir di Surabaya pada 24 Juni 1976.

Rita bukanlah sekadar pengusaha biasa. Dengan latar belakang pendidikan Biologi Unhas angkatan 1999, ia melangkah ke dunia wirausaha dengan tekad yang kuat, meskipun bukan dari bidang keahliannya.

Perjalanan Sukma Jahe dimulai jauh sebelum namanya dikenal luas. Tahun 2008, Rita dan suaminya yang berlatar belakang teknologi pertanian Unhas, memulai usaha dari Bekasi. Bukan tanpa alasan, mereka memilih Bekasi sebagai titik awal karena pada saat itu sulit menemukan kemasan berkualitas di Makassar. Bekasi, sebagai pusat industri, menjadi tempat belajar sekaligus mencari sumber bahan terbaik.

“Waktu itu kami berpikir, kenapa tidak mulai dari sini dahulu? Sambil belajar, sambil mendekati sumber bahan yang lebih baik,” kenang Rita.

Namun, panggilan tanah kelahiran tak bisa dielakkan. Tahun 2012, Sukma Jahe akhirnya kembali ke Makassar, tempat asal minuman tradisional Saraba yang menjadi inspirasi utama produk ini. Saraba yang merupakan minuman khas Bugis/Makassar berbasis jahe dan gula aren, belum banyak dikenal di luar daerah. Inilah yang membuat Rita mantap mengusung nama itu ke dalam produk mereka.

News Feed