FAJAR, GAZA–PBB pada hari Selasa menekankan risiko dampak buruk bagi Jalur Gaza karena penutupan perbatasan Israel di tiga tempat penyeberangan memasuki hari ketiga.
Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), juru bicara Stephane Dujarric mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa penyeberangan Kerem Shalom, Zikim, dan Erez tetap ditutup untuk kargo selama tiga hari berturut-turut.
“OCHA mengatakan bahwa otoritas Israel telah menolak upaya kami untuk mengumpulkan pasokan kemanusiaan yang melintasi Kerem Shalom sebelum penutupan,” kata Dujarric dikutip Anadolu.
Ia menekankan bahwa sangat penting bagi negara-negara anggota dan mereka yang memiliki pengaruh untuk menggunakan semua cara yang tersedia guna memastikan gencatan senjata tetap berlaku, seraya memperingatkan tentang dampak yang menghancurkan bagi populasi yang baru saja mulai pulih dari kekurangan dan kelaparan selama berbulan-bulan.
Mengenai Tepi Barat yang diduduki, Dujarric menekankan bahwa operasi pasukan Israel di kamp pengungsi Jenin berlanjut dan meluas ke bagian timur kota Jenin, yang mengakibatkan lebih banyak kematian, kerusakan, dan pengungsian.
Menurutnya, perintah evakuasi Israel di Jenin menyebabkan pengungsian 30 keluarga termasuk sedikitnya tiga keluarga yang telah mengungsi sebelumnya.
“Selama operasi tersebut, pasukan Israel menggunakan buldoser, merusak infrastruktur dan menyebabkan pemadaman listrik. Pembatasan akses dan pergerakan yang ketat ke dan dari kota juga tercatat,” tambahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, militer Israel telah melakukan penggerebekan rutin di Tepi Barat yang diduduki, yang meningkat dengan dimulainya serangan gencar di Gaza pada 7 Oktober 2023. Warga Palestina juga telah diserang dengan kekerasan oleh pemukim ilegal Israel.