“Nilai kalor ini setara dengan batubara jenis MRC (Medium Rank Coal) yang memiliki nilai kalor sekitar 4200-4700 cal/gr, menjadikannya bahan bakar potensial untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),” ungkapnya.
Tidak hanya itu, untuk memastikan bahwa limbah rambut manusia dapat digunakan dengan aman dalam sistem boiler PLTU, sejumlah perlakuan dilakukan. Salah satunya adalah peletisasi, yaitu mengubah bentuk limbah rambut manusia menjadi pelet untuk meningkatkan densitasnya.
“Hal ini bertujuan agar limbah rambut manusia tidak mudah melayang saat ditiup oleh udara pembakaran dalam boiler. Selain itu, penambahan kapur dilakukan untuk mengurangi kandungan sulfur dalam limbah rambut manusia yang dapat mempengaruhi kualitas pembakaran,” pungkasnya.
Proses uji coba ini disebut, melibatkan kajian mendalam serta diskusi dengan berbagai bidang terkait, seperti engineering, operasi, dan lainnya, guna memastikan bahwa percobaan ini dapat berjalan lancar dan aman.
“Hasil uji coba menunjukkan bahwa pembakaran limbah rambut manusia dalam boiler dapat berjalan dengan stabil tanpa masalah. Limbah rambut manusia yang tercampur dengan batubara dalam proporsi yang tepat (co-firing) terbukti dapat menggantikan sebagian bahan bakar fosil yang biasanya digunakan di PLTU,” bebernya. Meski demikian, diakui juga bahwa, proses pengumpulan limbah rambut manusia masih terbatas, hasil percobaan ini membuka peluang besar untuk pemanfaatan limbah yang selama ini dianggap tidak berguna menjadi energi yang bermanfaat.
