FAJAR, MAROS — Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Sultan Hasanuddin, Marsma TNI Arifaini Nur Dwiyanto, M.Han, resmi menutup Latihan Matra Udara I “Sriti Gesit” 2025, Kamis, 27 Februari 2025, di Baseops Lanud Sultan Hasanuddin.
Menariknya, dalam penutupan Sriti Gesit 2025 ini diramaikan dengan atraksi Fly Pass pesawat Sukhoi. Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Sultan Hasanuddin, Marsma TNI Arifaini Nur Dwiyanto, M.Han mengatakan latihan Sriti Gesit hari ini telah berlangsung selama empat hari.
“Hari ini kita telah menyelesaikan Latihan Matra Udara I Sriti Gesit Lanud Sultan Hasanuddin, yang berlangsung selama empat hari sejak tanggal 24 Februari sampai 27 Februari 2025,” katanya.
Berbagai skenario operasi udara pun telah dilakukan selama kegiatan Sriti Gesit 2025 ini. Bahkan sejumlah pesawat tempur dan pendukung dilibatkan dalam simulasi itu untuk menguji kecepatan, keakuratan, dan kekompakan antarsatuan TNI AU.
“Tujuan latihan ini untuk meningkatkan kesiapan operasi, menguji kemampuan tempur satuan-satuan dibawah Lanud Sultan Hasanuddin, serta seberapa detail dalam menganalisa tugas-tugas dan perintah yang diberikan oleh atasan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan kalau latihan yang digelar selama empat hari ini dimulai dengan tahap perencanaan misi operasi, dimana peserta latihan menganalisis perintah operasi, memperbarui data intelijen, dan menyusun strategi.
“Tahap ini sangat penting karena menentukan keberhasilan operasi di lapangan,”sebutnya.
Saat memasuki fase geladi lapangan, dalam skenario itu diibaratkan kalau kekuatan udara masih mendapat ancaman dari pos komando dan kekuatan militer musuh yang dalam latihan ini diskenariokan berada di Air Weapon Range (AWR) Takalar, yang diperkuat mobile radar dan sistem pertahanan udara.
Untuk menyingkirkan ancaman tersebut, pesawat SU-27/30 dari Skadron Udara 11 dikerahkan sebagai striker untuk menyerang dan menghancurkan target-target seperti radar, pos komando dan kekuatan militer musuh.
Sementara itu, Boeing 737/200 dari Skadron Udara 5 melaksanakan pengintaian udara untuk melihat dan menilai hasil serangan yang dilakukan jet tempur Sukhoi SU 27/30 dan mencari data sasaran-sasaran musuh yang mungkin masih tersisa.
Kemudaian Pesawat Hercules C-130 dari Skadron Udara 33 menerjunkan tim pengendali tempur (Dalpur) dari Satuan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), yang bertugas menyiapkan area untuk operasi pasukan berikutnya.
Pada skenario pertempuran terakhir, negara musuh mencoba melakukan infiltrasi melalui udara menggunakan pesawat angkut yang terbang rendah untuk menghindari deteksi radar. Sebagai respons, pesawat su-27/30 melaksanakan Combat Air Patrol (CAP) untuk mencegat dan menghancurkan pesawat penyusup sebelum berhasil memasuki wilayah operasi.
Setelah misi tersebut, kedua pesawat langsung melanjutkan operasi udara lawan darat, mensimulasikan penetrasi pertahanan udara musuh dan serangan ke sasaran di daratan.
“Dengan selesainya latihan ini, saya ingin menegaskan bahwa seluruh tahapan telah berjalan dengan aman dan lancar. Para peserta menunjukkan kemampuan luar biasa dalam kerja sama tim, pengambilan keputusan yang cepat, serta eksekusi misi yang presisi,” ungkapnya.
Dia menambahkan hasil pelaksanaan latihan ini menjadi bekal bagi Lanud Sultan Hasanuddin dan seluruh satuan jajarannya untuk senantiasa siap menghadapi berbagai tantangan operasi udara yang kompleks dan dinamis. “Keberhasilan latihan ini tidak lepas dari kerja keras semua personel yang terlibat, tim pengendali latihan, serta unsur pendukung lainnya,” pungkasnya.(rin)