English English Indonesian Indonesian
oleh

Ungkap Faktor Risiko Gangguan Pertumbuhan Anak Dua Wilayah di Makassar

“Kami butuh dukungan dari kelurahan, RT, dan RW untuk mendorong orang tua agar lebih aktif membawa anaknya ke posyandu,” jelasnya.

Salah satu masalah yang ditemukan adalah kurangnya keterlibatan orang tua dalam membawa anak ke posyandu. Beberapa kasus menunjukkan bahwa anak dibawa oleh kerabat atau tetangga, sehingga informasi mengenai kondisi kesehatan anak tidak tersampaikan dengan baik.

“Kondisi ini menyulitkan petugas posyandu untuk memantau perkembangan anak secara optimal,” ujarnya.

Oleh karena itu, edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya keterlibatan langsung dalam pemantauan tumbuh kembang anak menjadi sangat penting.

Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa meskipun sebagian besar baduta memiliki status gizi yang baik, masih terdapat proporsi signifikan anak yang mengalami malnutrisi. Hal ini menunjukkan perlunya intervensi gizi dan edukasi kesehatan yang lebih baik di masyarakat.

Kunjungan rutin ke posyandu terbukti memiliki manfaat besar dalam memantau peningkatan berat badan dan tinggi badan anak.

Pemantauan ini memungkinkan deteksi dini terhadap masalah kesehatan anak dan memberikan kesempatan untuk intervensi lebih awal jika ditemukan gangguan pertumbuhan atau perkembangan.

“Jika anak jarang dibawa ke posyandu, maka status gizi dan perkembangan anak sulit terpantau, yang dapat meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan,” ucapnya.

Plt Kepala Puskesmas Kassi-Kassi, dr Irma Kusuma Azis, menyambut baik hasil penelitian ini. Ia mengaku penelitian tersebut membuka mata pihak puskesmas mengenai masalah gangguan pertumbuhan anak yang sebelumnya belum teridentifikasi dengan baik.

News Feed