English English Indonesian Indonesian
oleh

Danantara dan Pertumbuhan Delapan Persen

Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf (Dosen FEB Unhas)

HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Pembentukan Indonesia Sovereign Wealth Fund, Badan Pengelola Investasi Danantara (Daya Anagata Nusantara) sebagai superholding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan momentum bersejarah bagi Indonesia.

Pembentukannya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan BUMN dan melakukan leveraging terhadap deviden BUMN. BPI Danantara mengelola asset tujuh BUMN strategis, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, PT Telkom Indonesia, PT PLN, Mining Industry Indonesia (MIND ID), dan PT Pertamina. Gabungan asset ketujuh perusahaan di atas lebih dari 900 milyar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan 14.670 triliun rupiah.

Pada tahap awal, dana investasi yang dikelola oleh BPI Danantara mencapai sekitar 20 miliar dollar AS atau sekitar 326 triliun rupiah yang berasal dari efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Selanjutnya, BPI Danantara akan menggunakan dana tersebut dalam rangka membiayai 20 proyek strategis nasional, seperti industri hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data, pengembangan kecerdasan buatan, kilang minyak, dan pabrik petrokimia.

BPI Danantara sebagai lembaga pengelola dana investasi pemerintah mirip dengan Norway Government Pension Fund Global, Norwegia dengan asset sebesar 1,6 triliun dollar AS, China Investment Corporation dengan asset 1,35 triliun dollar AS, dan Abu Dhabi Investment Authority dengan asset 993 milyar dollar AS.

News Feed