English English Indonesian Indonesian
oleh

Ketua ASITA Sulsel Soroti Dampak Pemangkasan Anggaran Perjalanan Dinas

FAJAR, MAKASSAR– Dampak pemotongan anggaran pemerintah terhadap industri perjalanan wisata, khususnya dalam sektor perjalanan dinas kini disoroti Asita Sulsel.

Isu ini menjadi salah satu pembahasan utama dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ASITA Sulsel yang digelar baru-baru ini di Hotel Claro Makassar. Sabtu,22 Februari.

Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sulawesi Selatan, Didi Leonardo Manaba mengatakan selama ini ASITA berperan aktif dalam proses perjalanan dinas kementerian yang kemudian diteruskan ke daerah.

Namun, dengan adanya kebijakan pemangkasan anggaran di berbagai sektor, termasuk perjalanan dinas, perusahaan perjalanan wisata di Sulawesi Selatan menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan keberlangsungan usahanya.

“Kita tidak bisa terus bergantung pada anggaran pemerintah karena tidak ada kepastian sampai kapan kondisi ini akan berlanjut. Oleh karena itu, kita harus mencari solusi dengan menggali segmentasi pasar baru, baik dari pasar domestik maupun internasional,” ucapnya.

Didi menegaskan bahwa industri perjalanan wisata harus mulai beradaptasi dengan strategi promosi yang lebih terarah dan tepat sasaran.

Salah satu langkah yang diusulkan adalah dengan menarik lebih banyak wisatawan dari negara-negara yang sudah memiliki minat tinggi untuk berkunjung ke Sulawesi Selatan.

Malaysia dan Singapura menjadi dua negara yang dianggap memiliki potensi besar sebagai sumber wisatawan asing bagi Makassar dan sekitarnya.

“Saat ini, jika ada negara yang masih sulit untuk kita garap, maka kita harus fokus pada negara yang memang sudah memiliki potensi besar untuk masuk ke Makassar dan Sulsel,” tambahnya.

News Feed