“Kami ingin masyarakat melihat limbah bukan sebagai masalah, melainkan sebagai peluang. Dengan pelatihan ini, kelompok perempuan mendapatkan keterampilan baru untuk menghasilkan produk berkualitas dan memperluas peluang ekonomi mereka. Ini bukan sekadar program CSR, melainkan investasi untuk masa depan berkelanjutan,” jelas Endra.
Dalam jangka panjang, PT Vale juga mendorong pemerintah desa dan kelompok PKK untuk mengembangkan pengelolaan minyak jelantah hingga tahap komersialisasi serta bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan guna memperluas akses pasar bagi produk berbasis limbah ini.
Program ini mendapat respons positif dari berbagai pihak. Pj Kepala Desa Balantang, Nasir Dj, mengapresiasi inisiatif PT Vale yang memberikan edukasi dan solusi nyata dalam pengelolaan limbah.
“Pelatihan ini mengajarkan kami bahwa sesuatu yang dianggap tidak bernilai ternyata bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan,” katanya.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Nurdina, mengaku kini memiliki keterampilan baru yang bisa membantu menambah penghasilan.
“Saya baru menyadari bahwa minyak jelantah yang selama ini kami buang bisa diubah menjadi produk bernilai tinggi,” ungkapnya.
Dengan fokus pada pengelolaan sumber daya yang lebih efisien, pengurangan dampak lingkungan, serta penciptaan ekonomi sirkular yang inklusif, PT Vale terus mendorong perubahan transformatif dalam industri. Langkah ini membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar wacana, tetapi aksi nyata yang membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. (edo)