Tantangan tentu ada. Kesulitan utama adalah kondisi internal PWI yang sedang tidak baik-baik saja, terutama berpengaruh pada sponsorship. HPN 2025 nyaris tanpa sponsor. Namun, meskipun menghadapi berbagai kendala, acara tetap ramai dan relatif sukses.
HPN 2025 di Banjarmasin dan Bajarbaru dihadiri pengurus PWI dari 30 provinsi, seperti dari Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan lainnya. Jumlah peserta mencapai ribuan. Bahkan, hampir semua kementerian dan lembaga memberikan ucapan selamat dengan menggunakan logo dan tema resmi HPN 2025 Kalsel. Kehadiran Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebagai perwakilan pemerintah dalam pembukaan acara juga menegaskan bahwa HPN 2025 mendapat dukungan penuh. Itu sudah cukup menjawab pertanyaan apakah sukses HPN Kalsel sekaligus bukti kuat dukungan terhadap Hendry Ch Bangun.
Apakah keberhasilan HPN kali ini dapat menjadi momentum menyatukan dualisme kepengurusan PWI Pusat? Seharusnya bisa. Namun, dengan dinamika yang ada saat ini, penyatuan tampaknya sulit. Meski begitu, kami tetap menginginkan yang terbaik. Yang pasti, kepengurusan yang sah adalah yang sesuai dengan PD/PRT, diakui negara melalui SK Kemenkumham, dan memiliki AHU. Selama itu tidak dicabut oleh pemerintah, maka kepemimpinan di bawah Hendry Ch Bangun tetap yang legal.
Terselenggaranya HPN 2025 dengan sukses di tengah berbagai kendala adalah hal yang paling berkesan bagi saya. Kehadiran Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga menjadi momen penting. Salut kepada Ketua Panitia, Ketua PWI Kalsel, dan seluruh tim yang bekerja maksimal tanpa ragu.