Tim Animal Rescue Damkar tidak hanya bertugas memadamkan api. Mereka juga menangani hewan liar, membantu warga dalam situasi darurat, dan menghadapi tugas-tugas unik yang tak terduga.
Irmawati
Jl Ratulangi
Sebagian besar masyarakat mengenal petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) hanya bertugas memadamkan api. Sirene keras dan selang air besar adalah gambaran umum yang muncul di benak masyarakat jika mendengar kata Damkar.
Namun, bagi petugas pemadam kebakaran di Kota Makassar, pekerjaan mereka jauh melampaui tugas memadamkan api. Mereka juga memiliki pasukan khusus yang disebut tim animal rescue. Tim ini menangani hewan liar dan berbahaya. Tak hanya itu, setiap hari mereka dihadapkan pada tugas-tugas unik yang tak terduga, mulai dari menangani hewan liar hingga membantu warga keluar dari situasi sulit mereka.
Tugas yang paling menguji mental mereka adalah ketika harus membantu warga dalam situasi darurat, seperti evakuasi kucing yang sudah berhari-hari terjebak di atas atap rumah. Ironisnya, saat petugas naik ke atap rumah, kucingnya justru melompat turun sendiri.
Kepala Seksi (Kasi) Operasi Penyelamatan, Idham Khalid Ardiyanto, menjelaskan, banyak hal unik yang mereka temui saat bertugas. Contohnya, saat penanganan petugas bersama warga Tamangapa mengevakuasi buaya yang masuk ke permukiman warga pada malam hari saat banjir.
“Kami amankan sementara buayanya di Mako Damkar untuk menunggu pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) datang menjemput. Saat menunggu pihak BKSDA, banyak warga datang mengaku sebagai keluarga buaya yang dievakuasi. Namun, setelah kami perlihatkan buayanya, mereka mengaku bukan keluarganya,” ujarnya.
Hal unik lainnya yang pernah mereka tangani adalah evakuasi sapi kurban yang jatuh dan terjebak di dalam sumur dan saluran air. Petugas harus menggunakan peralatan tali, tripod rescue untuk mengangkat sapi tersebut.
Beban kerja yang penuh variasi ini menuntut para petugas Damkar untuk tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga tangguh secara mental. Terlebih lagi, ada beberapa laporan yang benar-benar menguji mental mereka. Ketika ada warga yang melaporkan bahwa ada ular masuk di pekarangan rumah dilengkapi dengan foto. Tim animal rescue langsung menuju lokasi. Sesampainya di lokasi, mereka segera melakukan pencarian dan hasilnya nihil, ular tidak ditemukan.
“Setelah kita mintai keterangan pelapor, ternyata foto ular yang dilaporkan adalah foto kemarin, bukan foto saat dilaporkan. Pastilah kalau ularnya terlihat kemarin baru dilaporkan esoknya, ularnya sudah bergeser dari tempatnya,” ujar Idham.
Tim Animal Rescue sendiri memiliki Standar Minimal (SPM) yang harus dilengkapi terkait pelaporan warga. Apabila laporan sudah lengkap, pihak Tim Animal Rescue akan menghubungi kembali pelapor untuk bersedia berada di lokasi saat anggota pemadam atau tim rescue datang untuk mengevakuasi.
Komandan Penyelamatan Ton 1, Hidayat, menambahkan, terkait proses evakuasi binatang liar atau buas yang dilaporkan, ada prosedurnya. Masyarakat yang melapor akan mengirimkan format laporan untuk diisi kelengkapan berkas-berkasnya, seperti Kartu Tanda Pengenal (KTP) dan nomor yang bisa dihubungi.
“Untuk binatang-binatang buas yang tergolong bisa melukai warga, kita masukkan dulu ke dalam kandang sampai tim BKSDA datang untuk menjemput dan dirilis ke tempat yang lebih layak,” jelasnya.
Tim animal rescue Makassar memiliki pasukan sebanyak 60 orang yang terbagi dari enam pleton. Satu pleton terdiri dari 10 orang tim untuk tim penyelamatan khusus yang bersedia melayani masyarakat 24 jam.
“Saya anggap masyarakat yang melapor itu sebagai pasien, walaupun kita ini bukan tenaga medis. Sama halnya masyarakat yang butuh bantuan kami untuk melepaskan cincinnya yang sudah tidak cocok dan membuat tangannya bengkak sampai luka bernanah dan kita bantu untuk melepaskan dengan alat khusus,” ungkap Hidayat saat ditemui di Mabes Damkar Jalan Ratulangi, Selasa, 18 Februari 2025.
Menurutnya, kasus ini lumayan banyak. Setiap kali jaga dalam sehari biasanya ada dua atau tiga orang yang datang langsung ke lokasi dan ada juga yang dibantu lepaskan di rumah sakit karena korban dalam keadaan sakit seperti lumpuh atau stroke.
Kepala Bidang Penyelamatan Damkarmat, Safari Abustam mengatakan, pihaknya juga melibatkan Srikandi rescue Damkarmat Kota Makassar pada saat penanganan. Jika pelapor seorang wanita dan ada seekor ular masuk di dalam kamarnya, otomatis anggota rescue yang laki-laki tidak bisa masuk ke dalam kamar karena ini termasuk salah satu etika.
Bukan hanya itu, mereka juga berkorban untuk mengevakuasi kucing peliharaan yang jatuh dan terjebak di antara tembok bangunan rumah. Proses evakuasinya mengharuskan petugas menggunakan peralatan tali temali untuk turun ke bawah di sela tembok bangunan rumah untuk mengevakuasi kucing. Bagi mereka, semua dikerjakan senang hati. (*/ham)