Karena merasa tarif tersebut tidak masuk akal dan ambulans yang ditawarkan berada cukup jauh dari rumahnya, Rahma memutuskan untuk membatalkan permintaan dan memilih menggunakan layanan transportasi daring. Ia berhasil membawa ibunya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit lebih cepat. Sang ibu pun segera mendapat pertolongan dan didiagnosis mengalami stroke ringan.
“Terpaksa saya pakai ojol mobil, karena lebih murah dan lebih cepat. Ambulans yang ditawarkan katanya dari Daya, jauh sekali,” jelas Rahma.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Makassar, dr Nursaidah Sirajuddin, menegaskan bahwa layanan ambulans pemerintah tidak dipungut biaya.
“Karena memang banyak ambulans swasta yang beroperasi, dan mereka memang berbayar,” ujar dr Ida, sapaannya.
Keluhan ini menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan adanya oknum yang memanfaatkan situasi darurat warga untuk keuntungan pribadi. (an)