“Kami ingin acara ini menjadi wadah bagi siswa untuk terus belajar, mengembangkan potensi mereka, dan tentu saja mencintai budaya serta nilai-nilai Islam,” katanya.
Dengan adanya Aksi Bumi, diharapkan semakin banyak sekolah yang mengadopsi konsep serupa, di mana seni dan budaya dijadikan bagian integral dalam pendidikan. Tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran yang mendalam bagi peserta didik.
Sebagai langkah lanjutan, pihak sekolah berencana mengembangkan kegiatan ini dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk komunitas seni dan budaya, agar siswa mendapatkan wawasan yang lebih luas.
“Kolaborasi adalah kunci, dan kami ingin siswa kami belajar langsung dari para praktisi budaya dan seniman yang berpengalaman,” pungkasnya.
Mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Sutardin menegaskan bahwa Aksi Bumi sejalan dengan konsep revolusi pendidikan yang sedang diterapkan.
Dalam kebijakan pendidikan terbaru, peserta didik diwajibkan memiliki minimal satu bakat yang dapat dikembangkan.
“Jika kita mengkaji Kurikulum Merdeka, maka ini adalah hal yang wajib, karena melalui kegiatan seperti ini, bakat siswa dapat berkembang, terutama dalam bidang seni dan budaya,” ungkapnya.
Menurutnya, Kurikulum Merdeka mengedepankan peran guru sebagai fasilitator, bukan lagi satu-satunya sumber ilmu di kelas.
Dengan demikian, kegiatan seperti Aksi Bumi memberikan ruang bagi siswa untuk berekspresi, berkreasi, dan menunjukkan potensi terbaik mereka.
“Dengan adanya acara ini, anak-anak bisa belajar melalui pengalaman langsung dan interaksi sosial yang positif,” tambahnya. (wis)