FAJAR, MAKASSAR — Dalam industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) yang kompetitif, relevansi di pasar menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk terus bertahan dan berkembang.
Hal ini diungkapkan oleh Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk Padwestiana Kristanti (Esti) dalam sesi one on one di Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2025.
Esti mengungkapkan Unilever Indonesia melihat pemanfaatan data yang efektif dapat menjadi strategi utama dalam menghadapi perubahan tren dan kebutuhan konsumen.
“Data yang paling penting, paling relevan, di sini adalah data perilaku konsumen, apa yang jadi kebutuhan konsumen, dan juga tren apa yang sedang ada di dalam market,” terang sosok yang akrab disapa Esti.
Ia juga menuturkan Unilever menerapkan sejumlah metode untuk dapat membaca tren dan perilaku pasar. Melalui external survey misalnya, dengan mengumpulkan data-data dari market research.
Kemudian data yang sekarang paling penting adalah social listening di mana perusahaan mendengarkan konsumen.
“Kemudian bisa juga dari FGD (focus group discussion), market visit, kemudian dengan talk to the community, itu bagaimana kita bisa mendapatkan data,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan, data tanpa interpretasi yang tepat tidak akan memberikan nilai tambah. Data yang dihimpun perlu ditafsirkan untuk kemudian dijadikan acuan bagi perusahaan untuk mengambil langkah bisnis.
Terkait hal ini, Esti membeberkan salah satu keberhasilan Unilever Indonesia yakni kala meluncurkan produk kecantikan Vaseline Gluta-Hya Serum. Esti bertutur bahwa saat itu Unilever menyimak perilaku konsumen yang tengah gandrung dengan produk berbasis serum.