Selain penilaian atas kejelasan arah pemerintahan, survei Populix juga meminta penilaian atas prioritas strategis dan tingkat kepercayaan publik. “Tiga hal ini menurut Populix sebaiknya menjadi fokus pemerintahan dalam masa awal pemerintahannya, menjelaskan arah pemerintahan, memberitahu dan menentukan prioritas strategi, serta membangun kepercayaan publik,” lanjut Nazmi.
Secara umum responden melihat pemerintahan saat ini fokus kepada Ekonomi, Pemberantasan Korupsi, dan Pendidikan. “Industrialisasi/Hilirisasi yang kerap disebut sebagai salah satu program yang akan dilanjutkan pada masa kampanye lalu, tidak dilihat lagi sebagai prioritas. Hal lain yang dinilai kurang jadi prioritas adalah Lingkungan Hidup,” tambah Nazmi.
Sementara mengenai tingkat kepercayaan, responden cenderung lebih percaya kepada Presiden dibanding yang lain. Namun, terdapat perbedaan cukup mencolok antara pengguna media sosial X (Twitter) dibanding TikTok mengenai tingkat kepercayaan ini. Tingkat kepercayaan pengguna X terhadap pemerintahan cenderung rendah (35%), dengan yang paling rendah adalah tingkat kepercayaan kepada wakil presiden (27%).
“Lagi-lagi terdapat perbedaan antara pengguna X dan TikTok dalam hal kepuasan berdasarkan sektor selama 100 hari masa pemerintahan Prabowo-Gibran. Pengguna TikTok mayoritas menyatakan tingkat kepuasan tinggi (di atas 70%) pada hampir semua sektor. Sedang pengguna X yang merasa puas hanya pada kisaran 30-an persen, selebihnya tidak puas,” ujarnya.
Nazmi menambahkan, riset ini menguatkan hipotesa bahwa penilaian semacam ini sangat bergantung dengan sumber informasi yang diterima oleh publik. “Opini yang muncul sangat dipengaruhi oleh sumber informasi yang mereka dapatkan, juga lingkungan di mana mereka berinteraksi. Pasalnya, alogaritma media sosial yang mempersonalisasi pengalaman online pengguna, akhirnya hanya menyajikan informasi yang memperkuat keyakinan mereka (information bubble),“ tutup Nazmi.