FAJAR, MAKASSAR- Universitas Negeri Makassar (UNM) menyelenggarakan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Muatan Lokal Bahasa Makassar, yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan pendidikan. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan dan membahas implementasi Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran Bahasa Makassar sebagai muatan lokal.
Kegiatan diawali dengan persembahan Tari Padduppa oleh mahasiswa PBSD JBSI FBS UNM, yang disambut dengan antusias oleh para hadirin. Selanjutnya, acara dibuka secara resmi dengan doa yang dipimpin oleh Ketua KK MI Kota Makassar, Sulaiman, serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Rektor UNM, Prof Karta Jayadi, Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra UNM, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah UNM, Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Ketua K3S & Kepala Sekolah Kota Makassar, serta Manajemen Penerbit Yudhistira Ghalia Indonesia.
Dalam sambutannya, Rektor UNM, Prof Karta Jayadi, mengapresiasi kegiatan ini dan menegaskan bahwa penguatan budaya lokal harus menjadi identitas khas dalam pendidikan. Beliau juga menyampaikan pentingnya menggali budaya lokal, termasuk lagu-lagu dalam bahasa Makassar yang kaya akan makna.
Setelah sambutan, dilaksanakan penandatanganan simbolis Buku “Bahasa & Budaya Makassar” yang melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Direksi Penerbit Yudhistira, Dekan FBS, dan penulis buku Prof Kembong Daeng. Selain itu, penyerahan cenderamata diberikan kepada beberapa tokoh yang berperan penting dalam penerbitan buku ini.
Menambah semarak acara, Khansa Nufah Savannah, pemenang terbaik 2 Wiki Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dari SMP Negeri 1 Pallangga, membacakan puisi karya Prof Kembong Daeng.
Dalam sesi inti seminar, beberapa narasumber hadir untuk menyampaikan materi utama, di antaranya Moch. Faisal Karim, Dedi Hidayat, Prof Kembong Daeng, Ilma Rahim, serta Eko Marsudiono (Editor). Mereka membahas penerapan buku digital interaktif dan publikasi primer dalam pembelajaran Bahasa Makassar. Testimoni dari para narasumber menggambarkan betapa pentingnya penerbitan buku muatan lokal ini.
Prof Kembong Daeng, menyampaikan rasa syukurnya atas keberhasilan penerbitan buku ini sebagai langkah awal pelestarian Bahasa Makassar. Sementara itu, Ilma Rahim, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesempatan untuk terlibat dalam penulisan buku daerah ini.
Editor buku, Eko Marsudiono, juga menyoroti inovasi baru dalam penerbitan buku Bahasa Daerah berbasis yBook, yang diharapkan dapat semakin memperluas akses pembelajaran bahasa daerah secara digital.
Penerbit Yudhistira memiliki misi utama dalam menerbitkan buku muatan lokal bahasa daerah, termasuk buku Bahasa dan Budaya Makassar. Buku ini merupakan upaya konkret dalam melestarikan bahasa daerah yang menjadi aset budaya takbenda dan merekam kearifan lokal, khazanah pengetahuan, serta kekayaan batin penuturnya.
Buku ini memiliki kualitas setara dengan buku teks nasional, baik dari segi fisik maupun isi, dengan fitur-fitur unggulan seperti full color dengan ilustrasi menarik, sesuai tingkat keterbacaan siswa, model pembelajaran berbasis kegiatan dan proyek, penguatan keterampilan berbahasa, soal HOTS, dijiwai Profil Pelajar Pancasila, model latihan beragam, dan pengayaan pembelajaran digital melalui QR Code, perangkat ATP, modul, dan kunci jawaban, serta Y-Book (Yudhistira Book) yang membantu guru dalam pembelajaran di kelas. (*/)