English English Indonesian Indonesian
oleh

Gagas inisiatif kolaboratif lintas profesi dan sektoral untuk pencegahan kebutaan akibat RD di Indonesia

Sebagai realisasi pencegahan kebutaan akibat RD, sebelumnya Prof Habibah telah menggagas berbagai inisiatif strategis di Sulawesi Selatan. Melalui Departemen Ilmu Kedokteran Mata Unhas dan PERDAMI, Prof Habibah telah bekerja sama dengan Helen Keller International, Lions International, Yayasan Layak, CBM, Foresight Australia, Orbis International, Royal College of Ophthalmology, University of Dundee, Standard Chartered dan berbagai organisasi lain.

Kolaborasi tersebut telah melahirkan berbagai program, seperti pelatihan untuk dokter umum, dokter mata, perawat, optometrist, kader dan guru untuk skrining gangguan penglihatan, termasuk RD.

Mengakhiri pidatonya, Prof Habibah menyampaikan harapannya agar upaya preventif ini dapat terus berkembang dan berdampak. Untuk mengatasi masalah kebutaan dan gangguan penglihatan RD perlu tata laksana dari hulu sampai ke hilir, terutama pada usia produktif agar bonus demografi memberi impak positif bagi Indonesia.

“Kita semua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa generasi mendatang memiliki akses ke layanan kesehatan mata yang berkualitas. Bersama, kita bisa membangun masa depan yang lebih cerah bagi bangsa ini,” tandasnya.

Pengukuhan Prof Habibah menambah jumlah dokter spesialis mata dari jaringan JEC Group yang menjadi delapan guru besar ilmu penyakit mata di berbagai universitas terkemuka Indonesia. Sebelumnya, gelar tersebut juga pernah dikukuhkan oleh Universitas Indonesia kepada (Almarhum) Prof. Dr. Istiantoro Sukardi, SpM(K), Prof. Dr. Tjahjono D. Gondhowiarjo, SpM(K), PhD; Prof. DR. Dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K); dan baru-baru ini, Prof. Dr. dr. Yunia Irawati, SpM(K).

News Feed